Kesaksian Teman Rais Karna, Korban Ledakan Bom Sarinah

Keluarga korban Bom Sarinah pingsan, Minggu 17 Januari 2016
Sumber :
  • VIVA.co.id/Zahrul Darmawan
VIVA.co.id
Bom Madinah, Mengusik Ketenangan Umat Beragama
- Rais Karna (38 tahun) satu dari sejumlah korban yang tewas akibat serangan teroris Bom Sarinah menghembuskan napas terakhir. Rais akhirnya meninggal akibat pendarahan di bagian pelipis kepala karena tembakan pelaku.

Pemerintah AS Imbau Warganya Hati-hati di Turki

M Rozi, salah satu teman korban sekaligus saksi peristiwa berdarah ini mengatakan, saat kejadian ledakan, Rais, dia dan salah seorang temannya sedang berdiri paling depan di antara kerumunan masa.
Jenis Cairan Mencurigakan di Pertamina Masih Misterius


"Ya, aku sama almarhum paling depan mas, di kerumunan. Kita nonton, sempat merekam. Kita mendekatnya pas sudah ledakan pertama," kata Rozi kepada VIVA.co.id di rumah duka di Kampung Pleret, Jalan Ken Arok, Bojonggede, Minggu 17 Januari 2016.


Rozi mengaku tidak menyangka jika pelaku teroris akan melakukan aksi serangan secara membabi buta.


"Kita ngira awalnya begitu ledakan pertama sudah enggak ada apa-apa. Enggak tahunya ada suara tembakan. Semua langsung bubar, nyelamatin diri masing-masing," tambahnya.


Dia mengatakan baru sadar bahwa Rais terkena tembakan saat berhenti beberapa meter dari Pusat Pertokoan Sarinah. Rais berada di belakang Rozi. Saat itu, ada dua tembakan dan diduga Rais menjadi korban tembakan kedua.


"Saya lihat dia sudah terkapar," katanya.


Rais dan Rozi merupakan teman satu tempat bekerja sebagai office boy di Bangkok Bank.


"Pas kita lari dia bilang, ngapain si luh buru-buru nanti juga gua yang duluan. Saya enggak nyangka jika ternyata mungkin, maksud takdir adalah ini," katanya.


Meninggal pada Sabtu malam, 16 Januari 2016 di Rumah Sakit Abdi Waluyo, Jakarta, Rais meninggalkan seorang istri dan dua orang anak.

 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya