- VIVA.co.id/tribratanews
VIVA.co.id – Ilaria Monte Bianco demikian nama gadis cantik asal Italia ini dikenal. Dengan rambut panjang tergerai, serta kulit putih, perempuan ini terlihat duduk bersila di dalam sebuah rumah.
Sepekan lalu, Ilaria memang baru tiba di Indonesia. Seorang diri, ia langsung menuju ke Desa Tragung Kandeman, Batang, Jawa Tengah. Niatnya cuma satu yakni bertemu calon suami yang akan menikahinya.
Ya, suami. Ilaria memang ingin menikah, dan calon suami yang kini ditunggunya itu adalah sosok pemuda desa sederhana bernama Dzulfikar.
"Selama dua tahun saya mengumpulkan uang bekerja di sebuah restoran di Italia hanya untuk datang ke Indonesia," kata Ilaria menyebut maksud kedatangannya ke kediaman Dzulfikar seperti dikutip dari tribratanews. (Baca juga: Beda Umur 50 Tahun, Sofian Kukuh Nikahi Nenek Martha)
Kedua pasangan beda bahasa dan negara ini, memang mengakui telah menjalin hubungan cukup lama. Dan uniknya hubungan itu cuma berlangsung melalui jejaring sosial Facebook.
Tanpa tatap muka, cuma teks dan foto yang disediakan di jejaring sosial yang memang sudah mendunia tersebut.
FOTO: Ilaria (baju hitam), gadis Italia yang akan menikahi pemuda Desa Tragung Batang Jawa Tengah
Seringnya berkomunikasi melalui Facebook itu akhirnya membuat kedua insan ini berniat melanjutkan hubungan mereka. Rencana itu pun juga sudah diketahui oleh keluarga Ilaria di Italia.
Karena itulah, tepat pada 18 April 2017, Ilaria nekat datang ke Indonesia dan bermaksud mewujudkan rencana pernikahannya dengan bujang desa bernama Dzulfikar yang dikenalnya melalui Facebook tersebut.
Sejauh ini, meski diakui niat Ilaria memang tulus untuk dipersunting Dzulfikar. Namun sosoknya membuat kehebohan di Desa Tragung Batang.
Karena itu, kepolisian pun melakukan pendalaman terhadap kehadiran gadis Italia tersebut. "Untuk mengetahui visi dan misinya datang ke Indonesia dan tujuannya," kata Waka Polsek Tulis Iptu Agus Windarto.
Marak Korupsi Dana Desa, Kemenkeu Ancam Blacklist dan Hentikan Penyaluran
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyoroti soal besarnya potensi korupsi yang bisa dilakukan oleh oknum-oknum perangkat desa terhadap dana desa.
