Menebar Teror dan Memburu Polisi

Polisi evakuasi jenazah korban bom Kampung Melayu
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id – Dua pelaku bom bunuh diri meledakkan dirinya di kawasan Terminal Kampung Melayu Jakarta Timur, Rabu malam, 24 Mei 2017.

Siswa SMA Buat Prank Teror Bom Koja Trade Mall Bawa Nama Noordin M Top Saat Kelas Berlangsung

Aksi ini menimbulkan 16 orang korban. Dua di antaranya adalah diduga pelaku bom bunuh diri. sembilan personel polisi dan enam lainnya warga sipil.

Teror bom ini kembali menghenyak publik, dan sepertinya bom kali ini menjadi insiden yang paling banyak memakan korban dari personel kepolisian.

Polisi Tangkap 6 Siswa SMA yang Prank Teror Bom Koja Trade Mall Bawa Nama Noordin M Top

Sebab, dari 14 orang korban, diluar dua pelaku bom. Sembilan orang adalah personel polisi dengan tiga tewas dan lima warga sipil luka-luka.

Belum diketahui persis ada kaitannya atau tidak, namun bom bunuh diri Kampung Melayu ini terjadi hanya berjarak sebelas hari dari terbunuhnya seorang pimpinan kelompok bersenjata Mujahidin Indonesia Timur (MIT) bernama Barok di Poso Sulawesi Tengah.

Hendak Gagalkan Pemilu, 59 Tersangka Teroris Ditangkap Densus 88 Selama Oktober 2023

Barok, dikabarkan merupakan penerus estafet kelompok MIT sepeninggal Abu Wardah atau Santoso yang tewas pada tahun lalu.

Prajurit Satgas melakukan penjagaan saat Operasi Tinombala 2016 di Posko Operasi Tinombala 2016 Sektor II. Tokorondo, Poso, Sulawesi tengah, Selasa (16/8/2016).

FOTO: Tim Satuan Tugas Operasi Tinombala di Poso yang memburu kelompok Mujahidin Indonesia Timur

Tak cuma itu, bom ini juga terjadi hanya berselang dua hari setelah sebuah bom meledak dalam Manchester Arena ketika musisi Inggris Ariana Grande tampil. Di kejadian ini, 22 orang meninggal dunia dan 59 orang lainnya dilaporkan luka-luka.

Sejauh ini, kelompok teror di Suriah, ISIS, memang telah mengklaim serangan bom di Kampung Melayu Jakarta Timur dilakukan kelompoknya.

Itu dinyatakan ISIS lewat kantor berita mereka Amaq dan dikutip Reuters, Jumat, 26 Mei 2017. "Eksekutor serangan bom di Indonesia terhadap personel polisi di Jakarta adalah kelompok pejuang Islam," tulis ISIS dalam siaran persnya.

Terlepas dari itu, teror bom ini seperti mencatatkan kembali bahwa serangan ini menjadi bentuk teror nyata kepada kepolisian.

Para pelaku seolah kembali hendak menegaskan bahwa mereka seperti memburu para polisi sebagai korbannya. Meski kemudian memang ada publik yang terdampak, namun serangan terbuka ini menjadi catatan baru bagi para teroris soal polisi yang menjadi korban mereka.

"Motifnya berdasarkan ideologis, mengikuti fatwa bahwa yang namanya thagut adalah polisi. Dan, tidak menutup kemungkinan untuk ke depannya, mereka pun akan menyerang TNI. Sangat membahayakan gerakan radikal seperti itu," kata pengamat terorisme yang juga mantan anggota NII, Al Chaidar.

Suasana Halte Kampung Melayu pasca ledakan bom, Kamis (25/5/2017). Akibat ledakan bom bunuh diri ini 16 orang menjadi korban.

FOTO: Dampak ledakan bom bunuh diri di Halte Busway Kampung Melayu Jakarta Timur, Rabu malam (24/5/2017)

Lalu apa saja serangan terbuka para pelaku teror ini kepada personel kepolisian? Berikut sejumlah teror yang dialami oleh kepolisian:

1. Bom Panci Polsek Rajapolah

Tahun 2013, tepatnya bulan Juli. Sebuah bom dalam sebuah panci presto berisi paku dan besi dilemparkan di ruang Kapolsek Rajapolah Tasikmalaya Jawa Barat.

Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, namun sempat membuat panik seluruh personel polisi yang berada di kantor pada pukul 01.30 WIB. Kejadian ini menjadi teror kedua untuk polisi di Tasikmalaya, pertama terjadi di Pos Polisi di Jalan Mitra Batik pada 13 Mei 2013.

2. Polda Metro Diancam Bom

Akhir November 2015, sebuah video berdurasi 9 menit diunggah oleh akun Facebook bernama Muhammad Bahrunnaim Anggih Tamtomo.

Akun ini menampilkan video berjudul Seruan Sang Komandan Abu Wardah Asy Syarqi. Dalam kontennya, selain menampilkan sejumlah foto, juga memunculkan suara yang diduga milik Abu Wardah alias Santoso, pimpinan Mujahidin Indonesia Timur.

Dalam pernyataannya, mereka telah mempersiapkan rencana bom untuk menyerang Polda Metro Jaya dan Istana Merdeka. Video ini diduga merupakan kelanjutan video milik Santoso yang beredar di Youtube dan diunggah pada tahun 2013.

"Antum telah merasakan bagaimana jahatnya Densus 88 kepada umatnya. Antum tahu bagaimana Densus 88 membantai saudara-saudara kita di Sulawesi," ujar suara yang muncul di dalam video tersebut.

3. Pengantin Bom Polisi

Akhir tahun 2015, tepatnya pada 19 Desember, Densus 88 Antiteror menangkap tiga orang diduga teroris di Mojokerto Kawa Timur. Mereka disebut telah menyiapkan bahan peledak dan pengantin bom bunuh diri.

Target serangan adalah Polda Metro Jaya dan Markas TNI di Mojokerto. Ketiga orang yang diamankan yakni Moch Choirul Anam alis Bravo alias Kartolo alias Amin yang tinggal di kawasan Trowulan. Kemudian Teguh alias Basuki warga Desa Mlaten dan Imran warga Empulan Kota Mojokerto.

"Sasarannya Polda Metro Jaya di Jakarta. Markas TNI dan puluhan gereja di daerah," kata Kapolres Mojokerto AKBP Budhi Herdiyanto, Senin, 21 Desember 2015.

Latihan Penanggulangan Teror oleh Brimob Polda Aceh

4. Bom Thamrin

Bom bunuh diri meledak di pos polisi di Jalan MH Thamrin Jakarta Pusat pada 14 Januari 2016. Tak cuma itu, sebuah bom juga meledak di dalam Starbucks di kawasan yang sama.

Total korban tercatat sejumlah 31 orang. Dari jumlah itu, enam orang diantaranya adalah anggota polisi. Sementara sisanya adalah warga sipil.

Bom ini menjadi fenomenal karena terjadi tak jauh dari Istana Presiden dan terjadi tepat di pusat ekonomi Jakarta.

5. Bom Mapolresta Solo
Awal Juli 2016, seorangg pria bernama Nur Rochman nekat meledakkan dirinya di dalam markas Mapolresta Solo. Dengan membawa sepeda motor berisi bom, pria ini menerobos pengamanan polisi yang sedang menggelar apel pagi.

Beruntung aksi itu tak memakan korban jiwa. Namun seorang personel polisi terluka akibat tertabrak. Sementara Nur Rochman tewas lantaran bom yang dibawanya meledak di pelataran Mapolresta Solo.

Insiden ini bertepatan dengan beredarnya sebuah video yang diduga milik ISIS, yang kembali menyatakan perang terhadap Indonesia dan Malaysia.

Polisi melakukan identifikasi terhadap pelaku bom bunuh diri di Mapolresta Solo, Jawa Tengah, Selasa (5/7). Pengamanan Mabes Polri diperketat pasca pengeboman bunuh diri di Mapolresta Surakarta.

FOTO: Polisi melakukan identifikasi terhadap pelaku bom bunuh diri di Mapolresta Solo, Jawa Tengah, Selasa (5/7/2016).

6. Rencana Bom Pos Polisi Serpong

Empat hari sebelum natal 2016, Densus 88 Antiteror kembali menangkap tiga orang di Tangerang Selatan.

Ketiga orang ini diduga merencanakan serangan bom di Pos Polisi Serpong. "Modus operandi akan melakukan penusukan dengan sangkur terhadap anggota Polri di sekitar Pos Lantas dan ketika sudah ramai anggota Polri dan masyarakat yang datang, akan melakukan bom bunuh diri," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Raden Prabowo Argo Yuwono, Rabum 21 Desember 2016.

7. Bom Polda Jawa Barat
Pada 27 Februari 2017, sebuah bom panci meledak di Taman Pandawa Kecamatan Cicendo Bandung. Seorang terduga teroris bernama Yayat Cahdiyat pun ditembak mati aparat.

Dari pengembangan, polisi menangkap lagi dua orang lainnya. Sehingga terungkap mereka sedang merencanakan bom di Markas Polda Jawa Barat, Polres Cianjur, dan sebuah Pos Lantas Batu Kota Bandung. Namun lantaran tertangkap lebih awal, serangan ini akhirnya tak terjadi.

8. Teror Polisi Lamongan
Rencana penyerangan kepada polisi kembali terjadi pada 8 April 2017. Targetnya kali ini adalah Polsek Lamongan. Namun demikian, rencana ini kembali dipatahkan Densus 88 Antiteror dengan menangkap tiga orang yakni ZA, HE dan H.

Lalu, berselang sehari kemudian, enam terduga teroris melakukan serangan ke Pos Polantas Polres Tuban. Keenam pelaku pun tewas ditangan polisi usai baku tembak. Dua orang polisi dilaporkan terluka.

9. Pria bercadar Polres Banyumas

Pria bercadar yang menyerang anggota Polres Banyumas dengan senjata tajam, Selasa (11/4/2017).

FOTO: Pria bercadar yang melakukan penyerangan di Polres Banyumas


Pada 11 April 2017, atau dua hari usai serangan terhadap polisi di Lamongan dan Tuban. Seorang pria bernama Muhammad Ibnu Dar (21) mengenakan cadar, masuk dan menyerang polisi di Polres Banyumas.

Dengan motor, pemuda ini menabrak seorang polisi di dalam markas Polres Banyumas lalu membacok seorang polisi berndama Bripa Karsono. Ia pun akhirnya dibekuk dan diamankan kepolisian.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya