Manuver PKS Dorong Duet Anies-Aher di Pilpres 2019

Ahmad Heryawan
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera, Hidayat Nur Wahid, mengakui ada dorongan dari internal partai untuk menyandingkan duet Anies Rasyid Baswedan dengan Ahmad Heryawan di Pilpres 2019. Suara ini sebagai respons terkait aspirasi kader Partai Gerindra yang ingin menggaet Anies sebagai bakal cawapres Prabowo Subianto.

Firasat Murid SMK Depok Sebelum Kecelakaan di Ciater, Sopir Bus Ungkap Detik-detik Tragedi Maut

"Ya itu bagian dari dinamika di lapangan. Karena ada yang menyuarakan dari kader Gerindra yang menyuarakan untuk Prabowo-Anies," kata Hidayat di gedung DPR RI Jakarta, Senin, 25 Juni 2018.

Hidayat menambahkan, menyikapi wacana tersebut bahwa kader PKS memperjuangkan aspirasi duet Anies-Aher bukan usulan main-main.

Politikus PDIP Sebut Ahok dan Anies Berasal dari Akar Rumput Berbeda

"Kalau gitu sekalian aja, daripada beliau cawapres, ya dicapreskan saja. Capres Anies, cawapres Aher," tutur Hidayat.

Meski wacana Anies-Aher muncul dari dinamika internal, namun hal tersebut belum dibahas secara serius oleh petinggi PKS, terutama Majelis Syuro. "Belum kami bahas di Majelis Syuro," sebutnya.

Keras! Refly Sentil Anies: Dia Kan Individual, Tak Perlu Raker untuk Mengatakan Oposisi

Hidayat menganggap dinamika semacam itu sebagai hal yang wajar dalam dunia politik. Apalagi mengingat pendaftaran pasangan calon presiden dan calon wakil presiden dilakukan pada 8-10 Agustus 2018. Selain itu, PKS percaya hasil pilkada akan mengubah konstelasi politik yang ada.

"Ini dinamika yang saya kira akan tetap menemukan jawaban akhirnya setelah Pilkada 27 Juni. Karena setelah pilkada ini akan membentuk peta yang relatif baru," ujarnya.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memimpin upacara HUT DKI Jakarta ke-491

Kemudian, ia mengatakan bila dorongan pasangan Prabowo-Aher sebagai duet di Pilpres 2019 cenderung menguat. Menurutnya, sebagai mantan Gubernur Jawa Barat dua periode, Aher dianggap mempunyai kapasitas dan kemampuan mengelola pemerintahan sehingga layak menjadi pendamping Prabowo.

"Jadi wajar kalau kemudian Pak Aher yang paling dimungkinkan untuk dijadikan cawapresnya Pak Prabowo. Bahwa kemudian ada 8 nama yang lain, kami tetap memperjuangkan semuanya. Tapi dari 9 nama itu suara tertinggi dalam konteks pemilihan internal PKS adalah Pak Aher," paparnya. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya