Dua Motif Risma Mendadak Blusukan di Jakarta

Mensos Tri Rismaharini di Istana Negara
Sumber :
  • Youtube Sekretariat Presiden

VIVA – Aksi blusukan Menteri Sosial Tri Rismaharini alias Risma di DKI Jakarta tengah menjadi polemik. Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, menilai ada dua motif yang bisa berada di balik aksi blusukan ini.

Jadi Pemain Termahal di Inggris, Declan Rice Akui Tertekan

"Pertama, bisa saja blusukan yang dilakukan Risma bertujuan untuk menunjukkan dirinya bekerja sebagai Mensos yang baru dilantik Presiden Joko Widodo," kata Pangi kepada VIVA, Jumat, 8 Januari 2021.

Motif kedua, lanjutnya, bisa jadi blusukan yang dilakukan Risma merupakan langkah awal memperkenalkan diri dan membentuk citra di masyarakat. Seperti misalnya untuk kepentingan Pilkada DKI Jakarta 2022 dan Pemilu 2024.

Penampakan ‘Kota Zombie’ Philadelphia Amerika Serikat, Dipenuhi Gelandangan dan Orang Tak Berdaya

"Risma sepertinya mau dipersiapkan PDIP menjadi calon gubernur DKI penantang Anies di pilkada 2022. Risma sudah mulai testing the water, cek ombak membaca respons publik," ujar Pangi.

Terlepas dari apa tujuannya, Pangi menilai Risma harus hati-hati dalam menjalankan blusukan. Pasalnya, aksi blusukan itu bisa saja menjadi blunder yang merugikannya.

Geger Pria Ini Jadi Pengemis Terkaya di Dunia, Kekayaannya Rp 15 Miliar

"Risma bisa mendapatkan sentimen negatif sebagai Mensos atau calon presiden potensial bila aksi blusukannya itu ternyata dibuat-buat dan tidak orisinal," kata Pangi.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, menilai sebenarnya tidak ada yang salah dengan aksi blusukan seorang menteri. Menurut Adi, yang terpenting aksi lapangan seorang menteri tidak hanya berhenti pada viralnya pemberitaan saja.

"Yang jelas, blusukan jangan hanya berhenti di ramainya pemberitaan media, tapi harus nyata," kata Adi Prayitno, secara terpisah.

Selain itu, menurut Adi, aksi blusukan juga seharusnya tidak hanya di Jakarta saja, tetapi juga di daerah-daerah lain. Jika tidak begitu, kata Adi, maka blusukannya hanya akan menjadi pepesan kosong saja.

"Sangat bagus juga blusukan. Segera lakukan di 33 provinsi lain. Banyak sekali orang susah dan melarat yang perlu diperhatikan negara," ujar Adi. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya