Isu Reshuffle Kabinet, Pakar: Jokowi Tidak Nyaman Nasdem Capreskan Anies

Enam menteri baru kabinet Jokowi-Ma'ruf hasil reshuffle 2020 saat dikenalkan ke publik pada Selasa 22 Desember 2020.
Sumber :
  • Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden

VIVA Politik - Isu reshuffle kabinet mencuat lagi akan dilakukan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Reshuffle kabinet kali ini dispekulasikan dengan kemungkinan dievaluasinya menteri dari Partai Nasdem.

Jokowi Hadiri Pernikahan Rizky Febian & Mahalini, Sule Ungkap Momen Mengharukan!

Pakar politik Ujang Komaruddin menganalisa isu reshuffle sudah diprediksinya akan muncul pasca perhelatan forum KTT G20 di Bali. Dia mengaku dapat informasi bahwa Jokowi akan lakukan reshuffle terhadap menterinya.

"Ini sudah sesuai dengan prediksi saya, dua bulan lalu, Nah, saya melihat kemungkinan reshuffle kali ini berbasis politik," kata Ujang kepada VIVA, Senin malam, 26 Desember 2022.

Jokowi Perintahakan Sri Mulyani Jalin Komunikasi dengan Prabowo, Untuk Apa?

Dia menjelaskan dalam reshuffle biasanya karena pertimbangan politik dan kinerja. Menurut dia, jika yang dipakai karena urusan politik maka tak ada evaluasi kinerja.

"Artinya baik buruk kinerja menteri, yang buruk akan aman. Apalagi yang berprestasi pasti akan aman," tuturnya.

Presiden Jokowi dan Iriana Hadir hingga Beri Karangan Bunga di Pernikahan Mahalini - Rizky Febian

Namun, ia menilai dalam reshuffle kali ini arahnya memang menyasar menteri dari Nasdem. Pemicunya, kata dia, Jokowi tak nyaman dengan Nasdem yang deklarasikan Anies sebagai capres.

"Saya melihat reshuffle kali ini adalah persoalan apa namanya deklarasi Nasdem untuk Anies Baswedan. Kelihatan arahnya ke sana," ujar Ujang.

Jokowi pimpin Rapat Kabinet Kerja di Istana Bogor, Jawa Barat

Photo :
  • Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden

Dia menekankan jika benar reshuffle maka murni politik. Sebab, jika merujuk kinerja, kemungkinan banyak menteri yang terkena reshuffle.

"Karena banyak kinerja yang babak belur, apa namanya yang biasa-biasa aja kinerjanya, tidak perform," sebut Ujang.

Dia menekankan kembali isu reshuffle kali ini karena  berbasis dari parameter politis. Kata dia, Jokowi masih tak nyaman dengan Nasdem yang berani capreskan Anies Baswedan.

"Artinya lebih didominasi pada kepentingan ketidaknyamanan Jokowi terhadap Nasdem yang telah mendeklarasikan Anies Baswedan," jelas Ujang.

Dia menambahkan figur Anies digambarkan sebagai antitesa dari Jokowi. Menurut dia, sosok Anies tak disukai Jokowi.

"Karena kita tahu kan, Anies selama ini dideskripsikan sebagai antitesa Jokowi. Yang saat sama, Nasdem mendeklarasikan Anies sebagai capres. Dan, Jokowi tidak suka dengan itu," lanjut Ujang.

Maka itu, ia tak heran jika ada pernyataan dari elite parpol koalisi pemerintah seperti PDI Perjuangan (PDIP) yang mendorong menteri dari Nasdem dievaluasi. Tapi, ia menambahkan dalam reshuffle, Jokowi akan memakai alasan sebagai hak prerogatif Presiden. "Apakah menteri-menteri Nasdem akan digeser atau tidak. Saya sih melihatnya akan digeser," ujarnya.

Ujang menganalisa Jokowi bisa saja saat ini menggeser tiga menteri Nasdem di Kabinet Indonesia Maju. Tapi, bisa juga hanya satu atau dua menteri tersebut. 

"Apakah ketiga menteri itu? Atau salah satu dari tiga atau dua menteri ya tergantung Jokowi," tuturnya.

Di Kabinet Indonesia Maju saat ini ada tiga menteri dari Nasdem yakni Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate, serta Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

Photo :

Suara Elite Nasdem

Dari elite Nasdem yang disuarakan Ketua DPP Irma Suryani heran dengan dorongan evaluasi dari elite PDIP yakni Djarot Syaiful Hidayat. Dia minta agar Djarot tidak asal bunyi mendorong menteri Nasdem dicopot dari kabinet.

Sebelumnya Djarot minta Mentan Syahrul Limpo dan Menteri LHK Siti Nurbaya dievaluasi dari posisinya. Alasan Djarot karena kinerja dua menteri tersebut.

Irma pun beri pembelaaan untuk dua koleganya tersebut. Menurut dia, baik Mentan Syahrul dan Menteri LHK Siti Nurbaya punya prestasi baik.

Dia menyindir agar Djarot membaca berita dan paham informasi sehingga tak asal bunyi. Sebab, persoalan impor besar yang disinggung Djarot bukan kesalahan dari Syahrul selaku Mentan.

Irma menekankan Syahrul menolak rencana impor beras karena stok dari petani lokal sudah mencukupi. Begitu juga prestasi Siti Nurbaya selaku Menteri LHK yang salah satunya bisa menekan angka kebakaran hutan.

"Reshuffle hak prerogatif presiden, sebaiknya Djarot Saiful jangan asal bunyi. Karena faktanya dua menteri NasDem yang dia minta dievaluasi adalah menteri-menteri yang punya prestasi," kata Irma, dalam keterangannya, Sabtu, 24 Desember 2022.


 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya