PD Kritik Keras Pemilu Proporsional Tertutup, Elite PDIP: Duit Semua yang Main Kok

ilustrasi Ketum PDIP Megawati Sukarnoputri di sekolah partai Calon Kepala Daerah PDIP.
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA Politik - Elite Partai Demokrat (PD) gencar menyuarakan penolakan wacana sistem Pemilu Legislatif atau Pileg 2024 kembali menggunakan sistem proporsional tertutup. Wacana itu dikritik Sekretaris Majelit Tinggi PD Andi Mallarangeng seperti ibarat PDI Perjuangan (PDIP) 'membeli kucing dalam karung'.

Duet Ahmad Dhani-Bayu Airlangga Masuk Bursa Pilwali Surabaya

Menanggapi itu, politikus senior PDIP, Aria Bima menyampaikan bahwa dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 mengatur Pileg 2024 adalah partai politik. Beda dengan Pilpres yang merupakan perorangan karena dipilih atau diusung parpol. Begitu juga, Pemilu DPD adalah perorangan.

"Yang diadili itu adalah partai politik. Becus nggak naruh kadernya. Kan gitu. Kenapa? Konstitusi ngomong gitu kok. Peserta pemilu legislatif adalah partai politik," kata Aria dalam Apa Kabar Indonesia Malam tvOne yang dikutip VIVA, Senin, 2 Januari 2023.

Khofifah Sudah Jalin Komunikasi, PDIP Akan Ikut Mendukungnya di Pilgub Jatim?

Politikus PDIP Aria Bima

Photo :
  • ANTARA/ Andika Wahyu

Dia mengatakan tak masalah dengan sistem pileg proporsional terbuka. Bahkan, ia sesumbar PDIP bakal menang lagi.

Khofifah Nyaman dengan Emil Dardak, Harap 4 Parpol Kompak Dukung di Pilgub Jatim

"Nggak takut kita. Cuma kita ini kan diskusi soal rakyat ini matang nggak? Mas Andi (Andi Mallarengeng) tadi bilang itu kan pemikiran yang logis saja. Empiriknya tahu nggak?" ujar Aria.

Menurut dia, dengan proporsional terbuka sulit aktivis berkualitas tapi dana terbatas bersaing di pileg.

"Jadi, akktivis kayak Om Andi, kayak saya. Kayak Bung Ray (Ray Rangkuti). Bertarung aja sekarang, menang nggak?" lanjut Aria.

"Nggak akan menang. Pengusaha semua di lapangan kok. Duit semua yang main kok," ujarnya.

Andi Mallarangeng Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Dia menekankan dengan proporsional terbuka ibarat transaksional mendulang suara. Aria mempersilakan aktivis seperti Andi Mallarangeng ikut maju sebagai caleg dengan nomor urut 1 dalam surat suara. Lalu, Andi bersaing dengan caleg lainnya dari kalangan pengusaha di nomor urut 2 dan seterusnya di bawahnya. 

"Bawahnya pengusaha semua, kalah itu yang disiapkan untuk legislasi yang berkualitas," tutur Aria.

Pun, dia mengingatkan hal ini bukan hanya bicara soal demokrasi. Selain itu, kata dia, bukan menang atau kalah. 

"PDIP bakal menang lagi dengan terbuka ini. (Tapi) rakyat kita belum sematang bung Ray pikirkan, atau mas Andi katakan. Ini di bawah sekarang sulit untuk menaruh wong cilik jadi legislatif di tingkat II," jelas Aria.   

Menurut dia, mau sistem proporsional terbuka atau tertutup, transaksional politik uang tetap ada. "Kita bicara dulu sistem demokrasinya. Kalau sistem tertutup ada politik uang, kalau terbuka ada politik uang," sebutnya.


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya