Survei IndoStrategi: Prabowo Subianto Puncaki Keterpilihan di Pilpres 2024

Prabowo Subianto, HUT Partai Gerindra ke-15
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA Politik – Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, memuncaki elektabilitas capres pilihan masyarakat. Itu hasil survei IndoStrategi Research and Consulting.

Direktur IndoStrategi Research and Consulting, Arif Nurul Imam, menjelaskan survei yang mereka lakukan ini adalah untuk mengukur perspektif publik terhadap berbagai hal. Termasuk soal potensi Pilpres 2024.

Dalam surveinya, Arif mengatakan, pihaknya menemukan bahwa tingkat popularitas dan akseptabilitas dari nama-nama tokoh menunjukkan Prabowo Subianto masih lebih unggul dari nama-nama lainnya.

Arif Nurul Imam, Pengamat Politik &Direktur IndoStrategi Research and Consulting

Arif Nurul Imam, Pengamat Politik &Direktur IndoStrategi Research and Consulting

Photo :
  • Istimewa

"Survei mengukur tingkat popularitas dan akseptabilitas dari 12 tokoh publik. Hasilnya ditemukan bahwa Prabowo masih memuncaki tingkat popularitas dan akseptabilitas publik," kata Arif, saat merilis hasil survei IRC secara daring, dikutip Senin 27 Februari 2023.

Selain popularitas dan akseptabilitas, lanjut Arif, survei IndoStrategi juga menunjukkan posisi Prabowo masih di urutan teratas untuk potensi tingkat keterpilihan di Pemilu 2024.

"Prabowo masih memuncaki tingkat elektabilitas tertinggi bila pilpres dilaksanakan hari ini dengan perolehan persentase 32,9 %," kata Arif.

Membuntuti Prabowo, terdapat nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan disusul oleh eks Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

Ditinggal Nasdem dan PKB Merapat ke Prabowo, Anies: Kita Masih Jalan Sama-sama Kok

"Ganjar masih terus berada diposisi kedua dengan 21 % disusul di posisi 3 besar oleh Anies dengan persentase keterpilihan 19,8 %," kata Arif.

Kenapa Prabowo yang Tertinggi?

Pasca Kalah Pilpres, Anies Baswedan Belum Terpikir Masuk Partai Politik

Presiden Jokowi dan Menhan Prabowo Subianto.

Photo :
  • Istimewa

Arif lebih jauh menjelaskan, alasan mengapa tingkat elektabilitas Prabowo masih berada di nomor satu. Sebab ada beberapa faktor yang kemungkinan besar menjadi pengaruhnya.

Timnas Amin Bubar, Syaugi Alaydrus: Mudah-mudahan Bisa Bertemu Lagi untuk Berjuang

Di antaranya soal penyebutan nama Prabowo Subianto oleh Presiden Joko Widodo secara langsung, di berbagai kesempatan besar.

"Ada beberapa alasan yang mungkin menjadi alasan Prabowo masih barada di posisi puncak. Pertama, endorsement Jokowi yang semakin intens terhadap Prabowo menuai dukungan dari pemilih loyal Jokowi 2019 lalu," jelasnya.

Endorsement itu juga berpotensi menggiring para pemilih loyal Jokowi ke Ganjar Pranowo, bermigrasi mendukung eks Danjen Kopassus tersebut.

Sedangkan alasan yang cenderung masih sangat relevan saat ini, adalah karena baik Ganjar Pranowo maupun Anies Baswedan belum memiliki kepastian politik untuk maju dalam bursa Pilpres 2024.

Untuk Ganjar, tiket dari PDIP pun masih belum kunjung didapatkannya secara resmi. Termasuk dengan Anies yang masih belum pasti apakah PKS, Nasdem dan Partai Demokrat tetap solid mengusungnya di Pemilu 2024. 

Terlebih hingga kini, ketiga parpol tersebut belum mendeklarasi secara resmi untuk berkoalisi seperti digadang-gadang dengan nama Koalisi Perubahan. 

Menurut Arif, ketidakpastian itu berpotensi memicu kegamangan para pendukung dan simpatisan. 

"Pencalonan Ganjar dan Anies tidak kunjung pasti. Ketidakpastian ini memicu hengkangnya beberapa organ relawan Jokowi yang mendukung Ganjar dan arus balik pemilih Anies kembali ke Prabowo," ujarnya.

Alasan lainnya, lanjut Arif adalah terkait dengan sepak terjang Prabowo di pemerintahan Jokowi. Sehingga banyak kalangan pemilih masih menempatkan diri sebagai pemilih loyal Prabowo

"(Kemudian) kunjungan dan kegiatan Prabowo ke beberapa provinsi pada waktu lalu juga diduga menuai simpati dan dukungan terhadapnya," kata Arif.

Selanjutnya, mengenai kinerja Prabowo sebagai Menteri Pertahanan RI. Arif menduga ada hubungan simetris antara kinerja Prabowo Subianto dengan TNI yang memeroleh kepercayaan tertinggi dari publik saat ini. 

Survei ini dilakukan dalam rentang waktu 14-23 Februari 2023 dengan melibatkan 1.230 responden di 34 provinsi di Indonesia. Teknik pengumpulan data memakai multistage random sampling, dengan margin of error kurang lebih 2,83 % dan tingkat kepercayaan 95 %.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya