Jokowi Disindir Cawe-cawe Demokrat, Moeldoko Cs: Denny Indrayana Memainkan Jurus Telernya

Acara Demokrat KLB Deli Serdang pimpinan Moeldoko.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Politik - Mantan Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana menyindir Presiden RI Jokowi cawe-cawe dalam upaya pengambilalihan Partai Demokrat oleh Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. Barisan pendukung Moeldoko pun merespons.

Tak Bakal Usung Anies, Ini Sederet Kader yang Dijagokan PKS di Pigub Jakarta

Ketua Departemen Komunikasi dan Informatika DPP Partai Demokrat pimpinan Moeldoko, Saiful Huda Ems menyebut omongan Denny sebaga fitnah terhadap Jokowi.

Menurut dia, jika Jokowi ikut campur dan berada di pihak Moeldoko, maka Menkum HAM Yasonna Laoly pasti tak akan menolak kepengurusan Partai Demokrat hasil KLB Deli Serdang pimpinan Moeldoko.

Prabowo Tak Hadir di Acara Halal Bihalal PKS, Ini Alasannya

"Ini kan fitnah. Kalau Presiden Jokowi mau cawe-cawe urusan internal Partai Demokrat ini, kenapa Presiden Jokowi tidak memerintahkan Menkum HAM menerima atau mensahkan Kepengurusan DPP Partai Demokrat KLB pada 31 Maret 2021 lalu?" kata Saiful, dalam keterangannya, yang dikutip pada Jumat, 2 Juni 2023.

Dia heran dengan Denny Indrayana yang notabene praktisi hukum juga advokat menyerang Presiden Jokowi dan Moeldoko. Ia mempertanyakan mempertanyakan alasan Denny menuduh Jokowi ikut cawe-cawe dalam persoalan kemelut internal Demokrat.

Elite PAN soal PKB-Nasdem Gabung Prabowo: Ini Masih Perubahan atau Keberlanjutan? 

Mantan Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Denny Indrayana.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Galih Pradipta

Baca Juga: Denny: Jokowi Seharusnya Tidak Biarkan Demokrat Dikuyo-kuyo Kepala Stafnya Sendiri

Saiful juga keberatan dengan cara Denny menuduh Moeldoko merebut kedudukan Ketua Umum Partai Demokrat dari Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Ia mengklaim berulang kali sudah dijelaskan bahwa  Moeldoko aslinya tidak tau apa-apa.

"Pak Moeldoko saat itu hanya didatangi dan dimintai tolong oleh para pendiri, pengurus dan kader-kader Partai Demokrat sendiri untuk mau dicalonkan sebagai Ketum Partai Demokrat yang lebih pantas daripada AHY," jelas Saiful.

Dia bilang saat itu, Moeldoko mesti merenung hingga zikir yang akhirnya bersedia lalu terpilih menjadi Ketum Partai Demokrat melalui KLB Deli Serdang pada Maret 2021.

Pun, menurut dia terpilihnya Moeldoko sebagai Ketum Partai Demokrat juga tak serta merta ditunjuk begitu saja. Tapi, Moeldoko dipilih peserta KLB dari sejumlah nama yang dicalonkan.

Saiful malah menyindir AHY jadi Ketum Demokrat karena disodorkan ayahnya yaitu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Lalu, Saiful juga menyinggung saat Denny diangkat jadi Wamenkumham oleh SBY. Denny ditunjuk sebagai Wamen padahal masih Golongan III C. Kata dia, saat itu Wamen merupakan jabatan karier harus dari PNS.

Saiful menduga SBY mengakali hal itu dengan mengeluarkan Perppu agar golongan IIIC boleh jadi Wamen. Padahal, kata dia, harusnya Wamen minimal Golongan 4c.

"Jabatan Wamen itu setingkat dengan Dirjen yang minimal Golongan 4c. Apakah karena berkat rekayasa SBY ini, sehingga Denny Indrayana semakin memainkan jurus telernya dan membabi buta menyerang Pemerintahan Jokowi?" jelas Saiful.

"Saya katakan ini jurus teler Denny, karena harusnya Denny sebagai profesor dan ahli hukum itu tahu benar kesalahannya," jelasnya.

Kemudian, Saiful juga menantang SBY selaku Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat agar mau berdebat dengan para tokoh dan pendiri Demokrat seperti Jhonny Allen Marbun atau jajaran yang tergabung di kepengurusan DPP Demokrat hasil KLB Deli Serdang.

"Ayo kalau berani potong rambut saya!. Dan saya jamin, SBY tidak akan pernah berani," ujar Saiful.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya