Soroti 4 Isu Prioritas di Sidang AIPA, Ibas: Negara ASEAN Harus Percepat Resolusi

Ketua Fraksi Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono dan Waka BKSAP DPR Putu Supadma.
Sumber :
  • istimewa

Jakarta - Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas menghadiri pembukaan Sidang Umum (ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) ke-44 di Fairmont Hotel, Jakarta, Senin, 7 Agustus 2023. Ada beberapa isu yang jadi sorotan Ibas.

Deretan Negara Asia Tenggara yang Berbentuk Republik

Ibas mengajak seluruh Anggota Parlemen ASEAN bisa bersama perjuangkan sikap saling memahami. Selain itu, ia menyampaikan pentingnya kerja sama dan hubungan yang dekat antara anggota parlemen negara-negara ASEAN.

“Melalui kerja sama yang erat, baik dalam bentuk government-to-government maupun people-to-people ini, tentunya kita akan mampu merespons berbagai permasalahan dan tantangan di tingkat regional ASEAN maupun di tingkat global dengan baik,” kata Ibas.

Ketua DPW PPP se-Indonesia Solid Hadapi Pilkada 2024, Mardiono: Kita Bangkit Kembali

Menurut dia, ada empat isu prioritas utama yang perlu diselesaikan dalam Sidang Umum ke-44 AIPA. Pertama, kata dia, mesti ada meningkatkan upaya, membuka diskusi dan merumuskan persetujuan untuk mempertahankan stabilitas, keamanan dan perdamaian di tingkat regional ASEAN.

Presiden Jokowi dan Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas di Sidang Umum AIPA

Photo :
  • istimewa
Terbang ke Negara Asia Tenggara Lebih Hemat Pakai ASEAN Explorer Pass, Apa Itu?

Pun, menurut dia, isu kedua yaitu menyangkut percepatan transisi ekonomi hijau yang tumbuh pesat. Hal itu menurutnya perlu disertai dengan menjaga jejak karbon (carbon footprint) yang rendah.

Lalu, Ibas menyebut isu ketiga yakni pentingnya penguatan keterlibatan kawula muda dalam mendorong pembangunan yang inklusif. Selain itu, kata dia, percepat transformasi ekonomi dan meningkatkan partisipasi demokratis.

“Isu keempat adalah pentingnya peningkatan ketahanan ASEAN dalam menghadapi goncangan sosial (social resilience) melalui kepemimpinan dan parlementer yang peka terhadap permasalahan ketimpangan gender," ujar Wakil Ketua Umum DPP Demokrat tersebut.

Ibas menyoroti stabilitas kawasan dalam geopolitik merupakan kunci dari kerjasama regional yang efektif. Menurut dia, hal itu perlu jadi fondasi dalam diplomasi regional dan global.

“Oleh karenanya, negara-negara Anggota ASEAN harus bekerjasama. Saling bahu-membahu demi mempercepat resolusi berbagai sengketa yang terjadi di kawasan,” lanjut putra Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono itu.

Sementara, Ketua Desk Kerjasama Regional Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Putu Supadma Rudana menyampaikan AIPA mesti bisa jadi satu penarik dari berbagai kekuatan global. Putu mendorong AIPA perlu membahas wacana ASEAN Parlemen yang bertujuan untuk memperkuat kepentingan ASEAN secara parlementer.

"Hal ini harus segera terealisasi agar terciptanya hubungan yang erat dan solid. ASEAN yang dulunya tidak dilirik sekarang menjadi daya tarik karena meningkatnya persaingan antara kekuatan besar," tutur Putu.

Putu menekankan, dengan segala kepentingan dan potensinya, penting menjaga kesolidan ASEAN. "Mari kita kawal bersama ASEAN unity dan centrality," sebut Wakil Ketua BKSAP DPR itu.

Bagi dia, ASEAN saat ini memerlukan dukungan dari parlemen negara observer. Menurut dia, dengan dukungan itu akan bisa ciptakan kawasan Asia Tenggara yang damai, stabil, adil dan sejahtera.

"Hubungan persahabatan antara ASEAN dan negara observer diharapkan dapat membuka kesempatan untuk memperluas kerja sama untuk memajukan solidaritas, saling pengertian, dan kerja sama antarnegara anggota," lanjut Putu.

Dia juga menekankan perlu kerjasama untuk melakukan penukaran dan penyebaran informasi serta koordinasi, interaksi. Selain itu, ia menyebut perlu konsultasi dalam rangka memberikan kontribusi parlemen terhadap integrasi ASEAN.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya