Medsos Ramai Prabowo Kecewa Pernah Dekat Kelompok Islam, Gerindra: Diplintir

Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad
Sumber :
  • VIVA/ Andrew Tito

Jakarta – Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, mengatakan pernyataan bahwa Prabowo Subianto kecewa pernah dekat dengan kelompok Islam di pilpres lalu, itu diplintir. Dasco menyebut, pernyataan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia atau PSI, Grace Natalie tersebut, telah diplintir. 

Pilgub Jateng 2024, Survei: Elektabilitas Sudaryono Moncer Dinggap Bisa Bawa Perubahan

Pernyataan dimaksud yakni adalah tentang penyesalan Prabowo pernah dekat dengan kelompok-kelompok Islam yang dianggap intoleran pasca Pilpres 2019. Persoalan ini tersebar di media sosial atau medsos.

"Di media sosial, ada pihak yang berusaha memelintir pernyataan Grace Natalie bahwa Pak Prabowo telah kecewa terhadap umat Islam," kata Dasco dalam keterangannya diterima Selasa, 29 Agustus 2023.

Tunggu Majelis Syuro, PKS Akan Tentukan Ikut Koalisi atau jadi Oposisi Lagi

Pertemuan bacapres sekaligus Ketum Gerindra Prabowo Subianto dengan elite PSI

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Ditekankan Dasco, pernyataan Grace yang viral tersebut tidak utuh dan telah diplintir dari fakta yang ada. Wakil Ketua DPR RI itu menduga, pelintiran itu sebagai upaya pihak tertentu menimbulkan kegaduhan.

PKS soal Pertemuan dengan Prabowo: Sudah Dialog Tinggal Diatur Jadwal

Dia menekankan, persoalan seperti ini bukan saja merusak nama baik seseorang. Tapi yang lebih besar, adalah stabilitas negara yang dirugikan.

"Narasi negatif dan fakta yang tidak belum terverifikasi dengan isu politik identitas tidak hanya dapat merusak nama Pak Prabowo dari segi elektabilitas, akan tetapi negara juga dapat dirugikan secara dampak stabilitas," kata Dasco.

Lebih jauh Dasco meminta media massa yang ikut memuat narasi negatif itu, untuk mengkaji lebih dalam dan mencari fakta kebenaran.

"Jangan sampai pemberitaan dipenuhi dengan narasi negatif yang membingungkan publik. Media massa yang memuat narasi yang kurang pas selayaknya harus terus mengedukasi publik dalam memperoleh informasi," jelas dia.

Dasco menyadari, narasi negatif terhadap Prabowo semakin intens muncul menjelang Pilpres 2024. Dari isu-isu penculikan, pelanggaran HAM, kebangkitan Orde Baru, kejahatan lingkungan, dan politik identitas terhadap Prabowo. 

Di samping itu, Dasco menduga isu-isu negatif itu digaungkan sebab banyak pihak khawatir dengan elektabilitas Prabowo yang tinggi akhir-akhir ini.

Dasco juga mendeteksi adanya gerakan pihak tertentu guna membenturkan Prabowo dengan umat Islam, dengan memelintir narasi sejumlah tokoh. 

"Setiap memasuki tahun perjuangan, Pak Prabowo sering mendapat narasi negatif daur ulang. Semua tudingan yang ditujukan, sangat mudah untuk dijawab dan dipatahkan. Saat ini elektabilitas Pak Prabowo di angka tertinggi, membutuhkan narasi negatif yang baru untuk mendegradasi posisi. Kali ini, mereka kembali membuat narasi negatif yang baru dengan isu politik identitas," ujarnya.

Sebelumnya, Grace membocorkan percakapan santai Prabowo soal yang pernah dekat dengan kelompok intoleran pada Pemilu 2019.

"Ya itu memang kami kritisi. Tapi beliau dalam percakapan santainya, tersiratnya sih saya lupa kata-kata persisnya. Tersiratnya, beliau menyiratkan penyesalan lah pernah mengambil langkah itu," kata Grace dalam kanal YouTube Total Politik, Sabtu pekan lalu.

Menurut Grace, Prabowo sempat berseloroh bahwa ada salah satu tokoh ketika itu, yang merapat ke pihak lain dan menjadi lawan politik bagi Prabowo.

"Jadi ketika ada salah satu tokoh yang tadinya enggak ke situ beliau guyonnya begini. Saya sekarang ke sini, kenapa beliau ke sana. Begitu, jadi kurang lebih gitu," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya