Djarot PDIP Singgung Beringin di Sriwedari dan Patung Idola Jokowi di Solo Tumbang, Apa Maknanya?

Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Kaderisasi Djarot Saiful Hidayat
Sumber :
  • VIVA/Eduward Ambarita

Jakarta - Ketua DPP PDI Perjuangan, Djarot Syaiful Hidayat, menyinggung sebuah peristiwa alam yang terjadi di Solo. Yakni tumbangnya pohon beringin di Sriwedari Solo akibat angin dan hujan kencang. Termasuk yang disoroti Djarot, adalah beberapa patung ikut roboh dalam peristiwa tersebut.

Prabowo Tetap Dikawal Satgas Pengamanan Capres Polri hingga H-30 Pelantikan

Politisi yang dikenal memahami spiritualitas negeri tersebut mengatakan tumbangnya beringin dan patung-patung, bukan suatu hal yang kebetulan. Patung-patung yang tumbang itu, menurutnya idola dari Presiden Jokowi.

"Tumbangnya pohon beringin di Taman Sriwedari Solo, disertai beberapa patung para satria Pandawa seperti Kresna, Bima, dan Gatotkaca bukan hal yang kebetulan. Ketiga patung tersebut merupakan idola Jokowi, ini isyarat langitan yang sangat serius. Kekuatan langitan telah memberi tanda dan berbicara di Solo, mengingatkan para pemimpin agar jangan mengejar kekuasaan demi ambisi pribadi," jelas Djarot dalam keterangannya Selasa, 14 November 2023.

Sebut Sahabat Lama, Prabowo Unggah Foto Ketemu Surya Paloh Deklarasi Nasdem Bergabung

Djarot juga menyebut, Indonesia sebagai negeri yang memiliki spiritual dan keyakinan nusantara. Maka peristiwa itu menurutnya juga mengandung unsur spiritual. "Indonesia ini negeri spiritual. Dalam keyakinan Nusantara, apa yang terjadi menandakan wahyu kesatria sudah berpindah bagaikan cerita wayang tentang Wahyu Cakraningrat," kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Dia juga menyoroti beberapa peristiwa terakhir yang terjadi. Salah satunya yaitu adalah putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal batas usia minimal capres-cawapres. Djarot menyebut MK telah berada dalam kegelapan saat Anwar Usman yang saat itu menjadi Ketua MK, terbukti melakukan pelanggaran etik berat.

PM Singapura akan Temui Jokowi Pekan Depan, Bahas Energi Hingga IKN

"Rakyat Indonesia saat ini sangat prihatin terjadinya prahara di Mahkamah Konstitusi (MK). MK telah berubah menjadi Mahkamah Keluarga. Pelanggaran etik berat yang dilakukan Anwar Usman yang kini dikenal dengan sebutan Paman Gibran ditanggapi oleh alam. Badai melanda Solo. Pesan langitan ini menjadi simbol yang sangat penting, bahwa kekuasaan itu ada batasnya," kata Djarot.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itupun kemudian mengajak masyarakat Indonesia berdoa agar bangsa Indonesia dijauhkan dari berbagai hal negatif.

"Kita semua percaya bahwa keadilan akan ditegakkan. Kalau langitan saja sudah mengirimkan tanda dengan ambruknya pohon beringin di Solo, maka seluruh rekayasa hukum di MK harus diakhiri. Kekuasaan tidak bisa dibangun dengan ambisi. Jangan pernah gelapkan hati nurani," ujar Djarot.

Djarot percaya bahwa keadilan yang akan bicara. Dia menyoroti pasangan Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka sebagai capres – cawapres.

"Tampilnya Pak Prabowo-Gibran dengan cara-cara yang bertentangan dengan akal sehat dan kebenaran nurani telah dijawab oleh kekuatan langitan yang berasal dari kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa," kata Djarot.

"Yang saya heran, patung para Punokawan tidak tumbang, artinya rakyat wong cilik yang akan meluruskan penyalahgunaan kekuasaan pada akhir-akhir ini," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya