Hamdan Zoelva: Gubernur Jakarta Ditunjuk Presiden dalam RUU DKJ Kemunduran Demokrasi

Ketua Dewan Pakar Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Amin), Hamdan Zoelva, menunjukkan program capres-cawapres nomor urut 1 di Jakarta, Rabu, 29 November 2023.
Sumber :
  • ANTARA/Khaerul Izan

Jakarta - Ketua Dewan Pakar Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Amin) Hamdan Zoelva menilai pasal dalam RUU Daerah Khusus Jakarta (RUU DKJ) yang mengatur bahwa gubernur DKI Jakarta dipilih oleh presiden merupakan sebuah kemunduran demokrasi.

Rocky Gerung Minta Anies Jangan Nyagub Lagi: Itu Lebih Bermutu, Ngerti Etika Politik

"Ini benar-benar memberikan kesimpulan yang sangat kuat bahwa demokrasi mundur dan ini tidak boleh terjadi," kata Hamdan Zoelva, yang juga mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) di Jakarta, Kamis, 7 Desember 2023.

Zoelva mengatakan bahwa RUU DKJ yang dibahas di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI merupakan kemunduran bagi demokrasi di Indonesia yang sudah di bangun sejak lama.

Pemprov DKI Siapkan 5 Juta Blanko e-KTP untuk Pemilih Pemula di Pilkada 2024

Sejumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di kompleks Balaikota di Jakarta/Ilustrasi.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Menurut dia, Jakarta merupakan kota terpenting di Indonesia sehingga RUU DKJ ini perlu dilawan dan ditentang agar demokrasi tidak mundur.

Eka Gumilar Berpotensi Besar Diusung PKS jadi Calon Bupati di Bandung Barat

Ia menambahkan ketika gubernur ditunjuk langsung oleh presiden, maka kepala daerah tersebut akan tunduk kepada presiden. Dengan begitu, gubernur tersebut tidak memiliki hubungan yang kuat dengan masyarakat.

"Kalau gubernur tidak dipilih oleh rakyat hanya ditunjuk presiden, dia tergantung dengan komando presiden dan menjauh dari rakyat itu sangat berbahaya," tuturnya.

Zoelva mengatakan jika pasal penunjukan gubernur secara langsung oleh presiden itu disahkan, maka akan menjadi sejarah yang penuh masalah. Bahkan, dalam era Orde Baru pun, pemilihan gubernur tidak ditentukan langsung oleh presiden.

Ilustrasi Monas Jakarta

Photo :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Zoelva meminta agar RUU DKJ tersebut dikaji kembali, agar demokrasi di Indonesia tidak mengalami kemunduran parah.

"Ini baru terjadi, sepanjang orde baru pun tidak pernah terjadi, gubernur pada pemerintah Soeharto itu diusulkan oleh DPRD dan ada tiga orang, sekarang baru pertama sekali dalam sejarah kita ada pemikiran untuk menunjuk seorang gubernur. Ini masalah besar," katanya.

Menteri Dalam Negeri RI Tito Karnavian sebelumnya mengatakan, Rancangan Undang-Undang Daerah Khusus Jakarta (RUU DKJ) terkait dengan penunjukan gubernur dan wakil gubernur oleh presiden merupakan inisiatif Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Tito menjelaskan, penunjukan gubernur dan wakil gubernur oleh presiden tercantum dalam pasal 10 RUU DKJ. RUU tersebut masih berupa draft yang disepakati oleh DPR, namun belum disampaikan ke pemerintah, dalam hal ini Kementerian Dalam Negeri.

Tito menegaskan pemerintah tidak setuju dengan poin yang disampaikan oleh DPR melalui RUU DKJ. Meski Jakarta nantinya tidak lagi berstatus sebagai ibu kota negara, mekanisme pemilihan kepala daerah akan dilakukan melalui pilkada.

"Pemerintah ingin  ada pilkada untuk memilih Gubernur Jakarta demi menghormati prinsip demokrasi yang sudah berlangsung, jadi tidak berubah, tidak ada penunjukan. Nanti seperti apa di DPR, kita sama-sama melihat," kata Tito. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya