Ahok Sindir Sylvi Terlalu Lama Bermain Politik

Cagub DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama dalam acara PPP
Sumber :
  • VIVA.co.id/Agus Tri Haryanto

VIVA.co.id – Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, atau disapa Ahok, mengungkapkan Sylviana Murni tak bisa mengklaim diri sebagai Pegawai Negeri Sipil dengan pengalaman selama 30 tahun. Sebab, menurut Ahok, setelah reformasi pada 1998, semua telah berubah.

Anies Tunggu Istikharah dari Cak Imin untuk Maju Pilkada DKI 2024

Maka dari itu, Ahok menyebut Slyviana terlalu lama bermain politik, sehingga tak mengerti perbedaan antara PNS di zaman sebelum reformasi, dengan yang sesudah era reformasi.

"Bicara jujur saja. Bu Slyvi mungkin selama ini terlalu lama main politik. Dia pernah di DPRD kok sama PNS kok. Dulu dia mewakili Partai Golkar," ujar Ahok di acara Partai Persatuan Pembangunan, Menteng, Jakarta, Minggu 29 Januari 2017.

Sinyal Anies Maju Pilkada DKI 2024, PKS: Kalau Memang Cocok, Why Not?

Ahok menyampaikan pernyataan tersebut untuk merespons sikap Slyviana yang pada Debat Cagub Cawagub kedua, yang mengacungkan jempol ke bawah usai dikritik tidak mengerti tentang keuangan Jakarta. Sylvi pun mengacungkan jempol ke arah bawah merespons Ahok. Soal hal tersebut, Ahok tak ingin ambil pusing.

"Saya kira mau jempol ke bawah, ke atas, terserah. Warga yang putuskan. Tetapi, yang penting saya sampaikan kenyataan," ucapnya.

Ogah Usung Anies di Pilgub Jakarta, Gerindra: Kita Punya Jagoan Lebih Muda dan Fresh

Ahok melanjutkan, ketika ia masuk ke dalam lingkungan pemerintahan, dia melihat masih banyak PNS kalangan senior masih enggan untuk belajar lagi. Padahal, usai reformasi, sistem PNS telah berubah.

"Jadi, setelah pascareformasi, kita enggak bisa klaim kita sudah 30 tahun loh jadi PNS. Orang pertarungannya baru kok, dulu enggak berbasis kinerja. Nah, kenapa saya tahu? Waktu saya di DPRD Belitung Timur, saya menyadari banyak sekali PNS senior, tidak semua, mereka tidak mengerti sama sekali berbasis kinerja," tuturnya.

Alhasil, saat merancang anggaran, para PNS senior itu menggunakan pola lama, tidak berbasis kinerja.

"Duit ini ngikutin fungsi, terus semua harus terukur. Kalau model lama-lama (PNS senior) enggak mau belajar, pengertiannya beda. Makanya itu yang saya sampaikan," kata Ahok. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya