SKK Migas Prediksi Harga Minyak Dunia 2023 di Level US$90/Barel, Ini Pertimbangannya

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas), Dwi Soetjipto.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Humas Kementerian ESDM

VIVA Bisnis – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) memprediksi harga minyak dunia berada di angka 90 dolar AS pada tahun 2023. Hal itu melihat berbagai isu yang terjadi di dunia, salah satunya adalah konflik Rusia dan Ukraina yang masih belum selesai.

Kemah di Kampus, Mahasiswa Jepang Desak Rektor Putus Kerjasama dengan Israel

“Angka tersebut bisa kembali turun jika terjadi pelemahan ekonomi dunia,” ujar Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dikutip dari Antara, Senin, 17 Oktober 2022.

Foto ilustrasi minyak dunia

Photo :
Neraca Perdagangan RI Surplus 4 Tahun Beruntun, Terpanjang Sepanjang Sejarah?

Dia menjabarkan, lima isu pada tahun 2023 yang memengaruhi kondisi minyak dunia. Antara lain adalah OPEC + yang memotong produksi minyak yang dapat menaikkan harga minyak setelah sempat turun karena tingginya inflasi, produksi migas AS yang sangat berpengaruh pada harga dunia, kebutuhan konsumsi migas dari China yang akan meningkatkan permintaan, ketidakpastian dari kebijakan yang akan diambil oleh Rusia dalam konflik dengan Ukraina, dan ancaman perang nuklir.

Selain itu, lanjutnya,  isu transisi energi dari berbasis fosil menjadi energi baru terbarukan juga akan mengurangi permintaan migas dan berdampak pada rendahnya minat investasi di sektor tersebut.

Ekspor RI April 2024 Lesu, Disebabkan Logam Mulia dan Perhiasan

“Bahkan keseriusan untuk investasi dan energi baru terbarukan menjadi sangat masif. Buat industri migas tentu saja tidak gampang lagi mencari pendanaan, mencari orang yang bersedia untuk investasi di dunia industri migas," kata Mantan Direktur Utama PT Pertamina itu.

SKK Migas, lanjut Dwi, akan mengantisipasi ancaman krisis ekonomi pada 2023 yang bisa berdampak pada industri migas. Caranya dengan berhati-hati dalam melakukan kegiatan di sektor tersebut.

Dwi mengungkapkan, inflasi dunia yang naik tinggi hingga menyebabkan krisis ekonomi akan berdampak pada turunnya permintaan pada sektor industri migas hingga pada harga minyak dunia.

“Krisis ekonomi dampaknya kepada industri migas adalah turunnya permintaan sangat drastis dan di sana juga akan berdampak lebih, baik demand, produksi, dan kemudian tentu harga. Oleh karena ini kita masih sangat hati-hati bicara menganalisa harga ke depan,” katanya. (Ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya