Jurus Blue Bird Hadapi Ancaman Resesi Global 2023 

Direktur Utama PT Blue Bird Tbk Sigit Djokosoetono.
Sumber :
  • VIVA/Anisa Aulia

VIVA Bisnis – Beberapa negara di dunia diprediksi akan mengalami resesi pada 2023. Hal itu dipicu karena meningkatnya harga-harga yang menyebabkan inflasi tinggi, hingga direspons dengan pengetatan moneter di berbagai negara. 

Auto2000 Siapkan SDM Hadapi Era Kendaraan Elektrifikasi

Menanggapi ancaman resesi pada 2023 Direktur Utama PT Blue Bird Tbk Sigit Djokosoetono menyatakan, dari ancaman tersebut Perseroan akan lebih berarti-hati dalam melakukan investasi. 

"Kalau di lihat dari sisi resesi kita tentunya perlu berhati-hati dalam hal melakukan investasi. Tapi kita tetap komitmen terhadap peremajaan, kita itu punya strategi meremajakan kendaraan terus," ujar Sigit di Mampang, Jakarta, Kamis 10 November 2022. 

Video Mobil Parkir Sembarangan Bikin Pemilik Kedai Makanan Susah Jualan

Baca juga: Luhut Terkejut Atas Pernyataan Media Asing pada Indonesia, Kenapa?

Sigit menjelaskan, dalam menghadapi resesi pada 2023 perseroan akan meremajakan 3 ribu kendaraan pada 2022. "Itu menjadi salah satu buffer dari apabila resesi itu muncul," jelasnya.

Ini Pertimbangan Komisi B DPRD DKI Bahas Kenaikan Tarif Transjakarta

Sigit menjelaskan, peremajaan kendaraan itu juga dilakukan sebagai antisipasi bila terjadi penurunan permintaan masyarakat jika nantinya terjadi resesi. 

"Mempercepat proses peremajaan tadi karena kita bisa pakai jejak 4 tahun dan 5 tahun itu juga buffer untuk bisa mengurangi beban beban kita apabila memang demand berkurang apabila resesi," terangnya. 

Armada Taksi Blue Bird. Ilustrasi

Photo :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Sebelumnya, Bank Dunia memperkirakan dunia akan bergerak menuju resesi hal itu karena bank-bank sentral di seluruh dunia secara bersama-sama menaikkan suku bunga acuannya sebagai respons dari meningkatnya inflasi.

Dalam studi terbaru Bank Dunia disebutkan bahwa bank-bank sentral seluruh dunia telah menaikkan suku bunga tahun ini dengan tingkat sinkronisitas yang belum terlihat selama lima dekade terakhir. Dan ini sebuah tren yang akan berlanjut hingga tahun depan.

Selain itu, dalam studi tersebut juga dijelaskan bahwa lintasan kenaikan suku bunga yang diperkirakan saat ini dan tindakan kebijakan lainnya mungkin tidak cukup untuk membawa inflasi global kembali ke tingkat yang terlihat sebelum pandemi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya