Cara MIND ID Dorong IBC Perkuat Pasar dan Ekosistem EV Nasional

Mind ID.
Sumber :
  • Dokumentasi Mind ID.

Jakarta – BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID sebagai pemegang saham mayoritas PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) menegaskan terus menggenjot pengembangan ekosistem Electric Vehicle (EV) di Indonesia. Hal itu salah satunya dilakukan melalui upaya pembentukan pasar dan ekosistem baterai EV Indonesia. 

Auto2000 Siapkan SDM Hadapi Era Kendaraan Elektrifikasi

Direktur Utama MIND ID, Hendi Prio Santoso mengatakan, melalui IBC diharapkan dapat memaksimalkan nilai tambah potensi kekayaan mineral di Indonesia. Melalui pembentukan sinergi ekosistem baterai EV secara end-to-end dari hulu ke hilir.

"Selain itu, IBC berupaya membentuk pasar dan ekosistem baterai EV Indonesia secara proaktif, terus membangun kemampuan dan memperluas daya saing untuk menjadi perusahaan kelas dunia, serta mewujudkan cita-cita Indonesia sebagai basis produksi baterai dan EV di ASEAN," kata Hendi dalam keterangannya Senin, 3 Juli 2023. 

MSIG Life Bayar Klaim Peserta hingga Rp 164 Miliar pada Kuartal I-2024

Hendi menuturkan, untuk mewujudkan hal itu tak hanya bersinergi dengan mitra lokal. IBC juga berkolaborasi dengan mitra global dalam pengembangan EV dan ekosistem baterai terutama dari segi teknologi.

MIND ID Dorong IBC perkuat ekosistem kendaraan listrik.

Photo :
  • Dokumentasi MIND ID.
Daftar Mobil Listrik Paling Diburu Orang RI Selama 4 Bulan Tahun Ini

"MIND ID sebagai Holding Industri Pertambangan, mendukung penuh terwujudnya percepatan ekosistem EV di Indonesia ini," jelasnya. 

Hendi berharap agar kerja sama yang baik ini bisa menjadi awal yang baik. Dengan demikian, kerja sama tersebut akan memberi manfaat besar untuk Indonesia.

Di sisi lain, hal ini juga menjadi tantangan tersendiri bagi industri kendaraan bermotor roda dua bertenaga listrik atau electric two-wheeler (E2W). Karena setidaknya terdapat 125 juta kendaraan bermotor di Indonesia.

Menurutnya, bahan bakar fosil yang saat ini digunakan akan mengalami transisi menjadi clean energy. Pemerintah sendiri memiliki target untuk mengadopsi E2W, yaitu menargetkan 6 juta (2025), 9 juta (2030), dan 12 juta (2035).

Pelanggan juga memiliki ekspektasi tersendiri terkait E2W, yaitu seputar keamanan, total biaya kepemilikan, serta kekhawatiran jarak tempuh mengemudi. Perihal keamanan, pelanggan memiliki kekhawatiran tentang keamanan kendaraan dalam beberapa kondisi, seperti saat banjir, kecelakaan, dan lainnya.

Untuk menjawab ekspektasi pelanggan tersebut, perlu adanya kepatuhan terhadap standar, inovasi model bisnis, serta infrastruktur E2W. Penting untuk memastikan semua komponen E2W telah sesuai dengan standar umum yang berlaku, seperti UNR136, SNI, ISO, dan lainnya.

"Sebuah inovasi model bisnis tertentu juga bisa diterapkan, seperti menjual motor listrik tanpa baterai. Baterai yang digunakan nantinya berdasarkan sistem sewa," imbuhnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya