Iklan Politik Geser Iklan Industri Komunikasi

- Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I), AM Adhy Trisnanto mengatakan, tahun lalu belanja iklan secara nasional sebesar Rp100 triliun. Dari jumlah itu, 60 persennya diserap televisi.

"Untuk iklan outdoor berada pada kisaran angka 7 persen," kata Adhy usai melantik pengurus P3I Bali di Denpasar, Kamis, 14 Februari 2013.

Ia mengatakan, dari tahun ke tahun rata-rata kenaikan periklanan di tingkat nasional berada di kisaran 10-15 persen. "Sementara belanja politik tahun ini kenaikannya sekitar 20-25 persen. Kenaikan itu melebihi rata-rata kenaikan periklanan tingkat nasional," katanya.

Jika sebelumnya kontribusi periklanan nasional datang dari sektor industri komunikasi, tahun ini porsi iklan politik menggeser sektor telekomunikasi.

"Iklan politik menggeser iklan yang ada karena pertumbuhannya yang pesat. Sekarang iklan politik menjadi nomor satu," katanya.

Senada dengan itu, Ketua P3I Bali, Nengah Tamba menegaskan, proyeksi pendapatan iklan di tahun 2013 di Pulau Dewata masih diandalkan pada iklan politik.

"Momentum yang ada adalah pilkada. Untuk semua iklan mulai dari Iklan outdoor, jingel, radio, televisi dan lainnya rata-rata kenaikannya menyeimbangi kenaikan perekonomian Bali di kisaran angka 6 persen," papar dia.

Sementara itu, sebagai destinasi pariwisata berkelas dunia, maka Bali bagai gula manis industri periklanan. Bali menjadi tujuan beriklan karena merupakan destinasi pariwisata dunia.  "Bali menjadi wajah pertama Indonesia," katanya.

Atas dasar itu, ia berharap ke depan iklan outdoor dapat ditata agar wajah kota makin tampil asri. Menjelang perhelatan KTT APEC, penataan di sepanjang jalur yang akan dilalui delegasi akan segera dilakukan.