Louis van Gaal: FIFA Konyol Gelar Piala Dunia 2022 di Qatar

Mantan manajer Manchester United, Louis van Gaal.
Sumber :

VIVA – Pelatih Timnas Belanda, Louis van Gaal, mengaku bingung dengan keputusan FIFA yang menunjuk Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022. Van Gaal pun menuding hal itu terjadi karena uang dan kepentingan komersial.

Prabowo-Gibran Bahas Kerja Sama hingga Kondisi di Gaza saat Temui Emir dan PM Qatar

Pada Desember 2010, FIFA memutuskan bahwa Piala Dunia 2022 akan digelar di Qatar. Keputusan itu menuai protes dari sejumlah kalangan di dunia sepakbola.

Venue Piala Dunia 2022 Qatar, Education City Stadium, Doha

Photo :
  • Skysports
Kepemimpinannya Dikhawatirkan Bahayakan Demokrasi, Begini Jawaban Blak-blakan Prabowo

Terlebih, dalam proses persiapannya terutama dalam beberapa pembangunan stadion dikabarkan terdapat ribuan pekerja migran yang tewas.

Akibatnya, banyak pihak yang memprotes keputusan FIFA menunjuk Qatar dan kini giliran Van Gaal yang melontarkan kritik. Dia menilai, FIFA memutuskan ini karena hanya memikirkan uang dan kepentingan komersial.

27 Tim Ini Dipastikan Tampil di Piala Dunia Antarklub 2025, Sisa 5 Tiket Lagi

"Saya sudah menyebutkan dalam konferensi pers sebelumnya. Saya pikir itu konyol bahwa Piala Dunia ada di sana (Qatar)," kata Van Gaal, seperti dikutip Goal International, Selasa 22 Maret 2022.

"Kami bermain di negara yang menurut FIFA ingin mengembangkan sepakbola di sana. Itu omong kosong, tapi itu tidak masalah. Ini semua tentang uang, dan tentang kepentingan komersial. Itu soalnya penting di FIFA."

Mengapa menurut Anda saya tidak berada di komite mana pun di FIFA dan UEFA dengan keahlian saya? Karena saya selalu menentang organisasi semacam itu."

"Saya dapat mengatakan itu di Qatar nanti, tapi itu tidak akan membantu dunia menyingkirkan masalah ini," tutur eks manajer Manchester United tersebut.

Memang bukan hanya Van Gaal yang melontarkan kritik terhadap FIFA soal penunjukkan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022. Sebelumnya, beberapa negara seperti Norwegia dan Jerman juga melakukan hal yang sama.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya