PSSI Dukung Blatter Jadi Presiden FIFA Lagi

Presiden FIFA, Sepp Blatter
Sumber :
  • REUTERS/Alexander Demianchuk
VIVA.co.id
- Federasi Sepakbola Dunia, FIFA akan menggelar kongres pada 29 Mei 2015. PSSI akan menjadi salah satu pemilik suara untuk menentukan siapa yang akan menjadi pemimpin lembaga yang bermarkas di Zurich, Swiss itu, untuk periode 2015-2019.

Wakil Ketua Umum PSSI, Hinca Panjaitan, mengatakan pihaknya akan memilih Presiden petahana FIFA, Sepp Blatter. Menurutnya, program-program yang telah dijalankan oleh pria asal Swiss itu sudah cukup bagus untuk menggenjot industri sepakbola menjadi lebih baik.

"Kalau kita bicara FIFA kan kompetisinya Piala Dunia. Dan 2 Piala Dunia yang terakhir ini manajemennya yang terhebat. Sampai pemain yang ikut bermain pun dapat penghasilan berlipat. Apalagi kalau mereka bisa sampai final, pasti penghasilannya bertambah," ungkap Hinca di kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Senin 18 Mei 2018.

Lebih jauh, politisi Partai Demokrat itu membeberkan alasan lainnya mengapa memilih Blatter kembali. Hinca menilai, pria berusia 79 tahun itu sangat peduli dengan perkembangan pesepakbola usia muda.
PSSI Galau, 2 Pemain yang Disukai Shin Tae-yong Sulit Dinaturalisasi

"Sepanjang yang saya ketahui, sepertiga dari budget FIFA itu untuk grass root, termasuk goal project. Jadi, Blatter tidak ingin pemain-pemain itu mati. Sebab dia tahu umur pemain bola ada batasnya," tutur Hinca.
Debut Wasit Tambahan di Liga 1, Begini Kata Ketum PSSI Iwan Bule

Berbekal dengan rekam jejak yang positif itulah, Hinca dengan yakin mengatakan, Blatter akan kembali melenggang dengan mulus menuju tampuk kekuasaan tertinggi FIFA untuk kelima kalinya.
Selain Orang Tua, Ini Alasan Kevin Diks Tolak Timnas Indonesia

"Kebiasaan Presiden FIFA itu tidak ada yg satu periode. Menurut saya, Blatter kembali meleenggang. Karena 46 suara dari Asia itu ke dia semua," jelas eks Ketua Komisi Disiplin PSSI tersebut.
Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan

Langkah Tegas PSSI Basmi Sepakbola Gajah di Liga 3

Sepakbola Indonesia kembali tercoreng dengan adanya aksi tak sportif yang mengindikasikan munculnya sepakbola gajah. Itu terjadi di Liga 3.

img_title
VIVA.co.id
14 Maret 2022