Tolak Komdis PSSI, Anak Bupati Banjarnegara 'Sentil' Ratu Tisha

Sekjen PSSI, Ratu Tisha Destria
Sumber :
  • Donny Adhiyasa/ VIVA.co.id

VIVA – PSSI melayangkan surat pemanggilan kepada mantan manajer Persibara Banjarnegara, Lasmi Indriyani. Dia dipanggil oleh Komisi Disiplin PSSI, Jumat 28 Desember 2018 di Jakarta.

Waketum PSSI Ratu Tisha Ungkap Banyak Keuntungan Didapat dari Piala Dunia U-17

Dalam surat undangan dari PSSI, agenda pertemuan tersebut guna mempertanggungjawabkan pernyataan Lasmi di berbagai media massa. Namun, dipastikan dia tidak akan hadir untuk memenuhi undangan.

(Baca juga: Tersangka Mafia Bola Diduga Atur Pertandingan Liga 3)

Piala Dunia U-17 Langkah Awal PSSI Menuju Event Sepakbola Terbesar

Boyamin Saiman selaku kuasa hukum dari Lasmi menyampaikan beberapa alasan. Pertama, karena perkara dugaan pengaturan skor telah ditangani oleh penegak hukum Kepolisian (Satgas yang dibentuk oleh Kapolri, Tito Karnavian).

Boyamin menambahkan, pihaknya menghormati dan mempercayakan sepenuhnya kepada penegak hukum serta tidak ingin adanya tumpang tindih.

FIFA Apresiasi 4 Stadion Piala Dunia U-17 Indonesia, Rumput JIS Aman?

"Kami berharap PSSI menghormati dan mendukung langkah Kapolri demi kemajuan sepakbola Indonesia. Sehingga PSSI semestinya tidak melakukan tindakan-tindakan lain yang berpotensi intervensi dan mengganggu proses Kepolisian," kata Boyamin dalam rilisnya.
 
Selain itu, Boyamin mempertanyakan kelayakan surat tersebut. Sebab, surat pemanggilan itu hanya ditandatangani oleh Sekjen PSSI tanpa adanya tanda tangan dari Ketua Umum PSSI.

"Ratu Tisha sepengetahuan kami tidak hadir atas panggilan dari Bareskrim, sehingga perkenankan kami mencontoh atas tindakan tersebut. Yaitu kami juga tidak bersedia  hadir atas panggilan PSSI," tambah Boyamin.

"Klien Lasmi Indriyani adalah bukan pengurus apapun di PSSI, bahwa dulu pernah jadi manajer namun sekarang adalah bukan manajer lagi karena seluruh event sudah selesai sehingga klien menganggap dirinya sudah mantan manajer. Karena sudah mantan manajer maka merasa tidak punya kewajiban untuk tunduk dengan PSSI," jelas Boyamin.

(Baca juga: Anggota Ditangkap Polisi, PSSI Tetap Dukung Satgas Anti Mafia Bola)

Sebelumnya, Lasmi mengklaim diri sebagai korban pemerasan oleh sejumlah pihak, termasuk anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Johar Lin Eng. Dia dimintai sejumlah uang untuk membawa Persibara promosi dari Liga 3.

Namun, setelah menyetor sekian banyak uang, apa yang dijanjikan tak terwujud. Akhirnya, anak dari bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono, itu buka-bukaan kepada publik terkait dengan masalah tersebut sampai melampirkan bukti pengeluaran uang.

Menilik rekam jejak kasus tersebut, besar kemungkinan Lasmi juga mendapat hukuman dari Komdis PSSI. Karena terbukti dia memang lebih dulu melakukan tindakan suap untuk memuluskan langkah timnya promosi. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya