Pengakuan Striker Arema FC Lihat Beberapa Orang Tewas di Ruang Ganti

Penyerang Arema FC, Abel Camara
Sumber :
  • VIVA/Lucky Aditya

VIVA Bola – Striker asing Arema FC, Abel Camara, benar-benar tak menyangka dengan apa yang terjadi setelah pertandingan timnya melawan Persebaya Surabaya dalam lanjutan Liga 1 2022/23, di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, pada Sabtu malam WIB, 1 Oktober 2022.

Pentolan Bonek: Masa Marselino Ferdinan Disuruh Jadi Captain Tsubasa?

Dalam laga tersebut, Arema FC menyerah dari Persebaya dengan skor 2-3. Selepas laga tersebut, suporter tuan rumah yang tak puas dengan hasil tersebut, turun ke lapangan hingga menyebabkan bentrok dengan petugas keamanan yang menelan korban jiwa lebih dari 100 orang.

Kericuhan di Stadion Kanjuruhan Malang, Arema vs Persebaya

Photo :
  • (Foto AP/Yudha Prabowo)
Widodo Cahyono Putro Ungkap Kunci Selamatkan Arema FC dari Degradasi

Gas air mata yang ditembakkan pihak kepolisian telah membuat seisi stadion panik dan akhirnya terjadi kerumunan yang berujung desak-desakan. Ratusan orang mengalami cedera hingga ada yang harus meninggal.

Kepada media Portugal, Mais Futebol, Camara, membeberkan bagaimana pengalaman dirinya soal atmosfer yang terjadi dalam duel bertajuk derby Jawa Timur tersebut. Dia benar-benar melihat bagaimana akhirnya orang meninggal dunia di depan matanya sendiri.

Banyak Berkutat di Zona Degradasi, Arema FC Bersyukur Lolos dari Lubang Jarum

"Ini adalah derby yang sudah lama, dan selama sepekan terakhir sudah terasa di seluruh kota bahwa itu adalah pertandingan dengan lebih dari tiga poin. Meraka bilang ini adalah pertandingan hidup dan mati, bahwa kami bisa kalah di setiap pertandingan kecuali yang ini," kata Camara.

"Ada ketegangan di udara. Setelah kami kalah, kami pergi meminta maaf kepada para penggemar. Mereka kemudian mulai memanjat pagar, pembatas, lalu kami pergi ke ruang."

"Sejak saat itu, kami mulai mendengar teriakan, tembakan, orang saling dorong. Kami menampung orang-orang di dalam ruang ganti yang terkena gas air mata, dan meninggal tepat di depan kami. Kami melihat sekitar tujuh atau delapan orang yang akhirnya meninggal dunia di ruang ganti," ujarnya.

Camara menambahkan bahwa dirinya benar-benar terguncang dengan apa yang terjadi di Stadion Kanjuruhan. Sebab, skuad Arema FC tidak bisa langsung meninggalkan stadio, karena situasi di Kanjuruhan selepas laga berubah menjadi sebuah bahaya.

Kericuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang

Photo :
  • Lucky Aditya/VIVA

"Kami harus tinggal di sana (stadion) selama emapt jam sebelum mereka berhasil mendorong semua orang menjauh. Ketika kami pergi, ketika semuanya lebih tenang, ada darah, sepatu kets, pakaian di seluruh aula stadion," ungkap striker asal Guinea-Bissau tersebut.

"Ketika kami meninggalkan stadion dengan bus, ada mobil sipil dan polisi yang terbakar, tetapi kami memiliki perjalanan yang mulus ke pusat pelatihan kami, kami mengambil mobil dan pulang. Sekarang kami di rumah, menunggu untuk melihat apa yang akan terjadi."

Proses eksekusi Kompol Wahyu dan AKP Bambang dalam kasus Tragedi Kanjuruhan.

Inkracht! Jaksa Eksekusi 2 Polisi Terkait Tragedi Kanjuruhan

Kejaksaan Tinggi Jawa Timur mengeksekusi dua anggota polisi yang terlibat dalam kasus atau tragedi Kanjuruhan.

img_title
VIVA.co.id
8 Mei 2024