Wawancara

Rene Alberts: Saya Ingin Tuntaskan Misi Tertunda di PSM

Pelatih PSM Makassar, Robert Rene Alberts
Sumber :

VIVA.co.id – PSM Makassar genap berusia 102 pada 2 November 2017. Klub tertua yang masih eksis di Tanah Air. Sempat meraja di era Perserikatan, terpuruk sejak era Galatama. Kini Juku Eja menggeliat kencang di Liga 1 2017. Robert Rene Alberts berjasa besar di dalamnya.

Persib Bandung Waspadai Kekuatan Lini Depan MU

PSM hadir di Liga 1 2017 sebagai salah satu eks Perserikatan penuh sejarah. Selain hitungan usia, sejarah itu juga terpatri karena torehan prestasi dan kemunculan pemain top di eranya. Ramang adalah legenda terdepan. Tak aneh jika PSM punya dua julukan: Juku Eja dan Pasukan Ramang.

Ketika kompetisi di Indonesia belum memasuki fase profesional, Perserikatan jadi arena tunggal yang begitu prestisius. PSM pun berjaya dengan lima kali menjuarai Perserikatan. Sayang, PSM meredup di tengah gegap gempita klub-klub profesional sejak fase Galatama digelindingkan.

Gol Menit Akhir PSIS Buyarkan Kemenangan Bhayangkara FC

Kini, bersama Rene Alberts, PSM merenda kembali potensinya dalam urusan sepakbola.Hingga laga ke-12 Liga 1 2017, Alberts sukses mengamankan posisi Hamka Hamzah dkk di puncak klasemen. Sangat belum aman dari ancaman tersodok rival, tapi pencapaian itu tetap layak diapresiasi.

Rene Alberts jelas bukan juru taktik sembarangan. Berlisensi pelatih UEFA Pro, ia pun cukup mengenal karakter sepakbola Indonesia. Pada 2010, ia bawa Arema FC merajai kompetisi nasional meski saat itu terjadi dualisme. Ia bicara banyak tentang PSM dan Liga 1 2017. Berikut petikannya:

Persija Dilanda Kelelahan Jelang Hadapi Tira Persikabo

Sempat meninggalkan kompetisi sepakbola Indonesia beberapa musim, kini Anda kembali. Anda pilih menangani PSM Makassar. Apa alasannya?

Sepakbola Indonesia tak pernah kehabisan potensi. Pemain berbakat hingga kelompok suporter militan terus bertumbuh. Ini daya tarik luar biasa. Ini pula yang membuat saya kembali melatih klub di Indonesia. Dan, Liga 1 2017 begitu menantang sehingga saya tak perlu lagi ragu bekerja sebagai pelatih di Indonesia. Saya percaya sepakbola Indonesia bakal maju pesat.

Sejumlah klub dikabarkan mendekati Anda, tapi Anda akhirnya merapat ke PSM Makassar. Apa yang mendorong Anda menerima tawaran PSM?

Jangan lupa, saya sempat melatih PSM pada 2010 setelah membawa Arema FC jadi juara. Ada hasrat dan misi bersama PSM yang belum tuntas. Kali ini, saya ingin menuntaskannya. Apalagi, setelah berdiskusi dengan CEO PSM, Munafri Arifuddin, saya menganggap kami punya misi yang sama. Ini prinsip buat saya. Prinsip ini pula yang membuat saya bersepakat dengan manajemen PSM.

Anda menangani PSM sejak terjun di Indonesia Soccer Championship A 2016. Berbedakah auranya dengan Liga 1 2017?

Jelas berbeda. Liga 1 2017 menuntut komitmen dan kualitas yang lebih tinggi. Karena itu, selain pemain berkelas, kami pun merekrut putra daerah berpengalaman macam Hamka Hamzah dan Zulkifli Syukur. Kekuatan skuat kian lengkap dengan kehadiran Wiljan Pluim sejak 2016.

Hingga pekan 12 Liga 1 2017, PSM bertengger di puncak klasemen. Kompetisi masih panjang dan banyak kemungkinan bisa terjadi. Apa halangan terbesar yang Anda takutkan?

Tak ada yang lebih saya takutkan kecuali menyangkut regulasi kompetisi. Saya berharap PSSI sebagai federasi dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) sebagai operator kompetisi tak lagi menerapkan regulasi, lalu mengubahnya di tengah jalan. Regulasi harus ditetapkan dengan matang, komprehensif, dan konsisten.

Apakah penangguhan regulasi pemain U-23 berdampak bagi PSM?

Bagi saya, terpenting bukan soal dampak atau untung-rugi. Penangguhan regulasi pemain U-23 jelas tak lazim, apalagi dilakukan saat Liga 1 2017 sudah bergulir. Ini tidak baik bagi suasana kompetisi maupun kondisi pemain.

PSM baru saja kalah 1-2 dari Persib Bandung. Bagaimana menghadapi Bhayangkara FC? Anda yakin skuat bangkit dan menang?

Saya bersama para pemain tidak pernah memulai laga dengan pikiran negatif. Kami selalu berpikir positif dan bersemangat buat meraih kemenangan. Kekalahan dari Persib jadi pelajaran. Menjamu Bhayangkara FC, tentu saja kami berupaya tampil lebih baik dan menang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya