Sumber :
- REUTERS/Enrique de la Osa
VIVA.co.id –
Mantan Presiden Real Madrid, Ramon Calderon, melihat kasus Sergio Ramos sebagai sebuah bentuk protes. Di mana, salah satunya adalah memprotes putusan klub yang mendepak Carlo Ancelotti dari kursi kepelatihan.
Masa depan Ramos bersama El Real memang tengah dalam kondisi yang tidak baik, dia merasa tak mendapatkan gaji yang seperti didapatkan bintang-bintang Madrid lainnya. Maka dari itu, bek berusia 29 tahun ini meminta kenaikan gaji sebesar 10 juta euro per musim.
Sayangnya keinginan Ramos mendapat penolakan dari manajemen, dan membuat kontraknya sampai 2017 bisa berakhir lebih dini. Kondisi tersebut ternyata dimanfaatkan oleh Manchester United, yang meminta Ramos masuk dalam paket pembelian David De Gea oleh Madrid.
Akan tetapi, bagi Calderon apa yang terjadi pada Ramos terlihat sebagai bentuk sebuah protes dari seorang pemain. Kali ini, bek timnas Spanyol tersebut tak setuju dengan penunjukkan Rafael Benitez sebagai pelatih baru Madrid.
"Jelas bahwa Ramos tidak senang karena presiden (Florentino Perez) belum menawarinya sebuah perpanjangan kontrak," kata Calderon dikutip
AS.
"Bagi saya tampaknya seakan-akan ini adalah teguran keras secara publik karena dia menunjukkan dukungannya untuk Ancelotti dan mengatakan bahwa dia tidak setuju Ancelotti harus dipecat. Sama halnya dengan Iker Casillas," lanjutnya.
Andai benar Ramos pergi dari Santiago Bernabeu, Calderon melihatnya sebagai kerugian bagi tim yang dipimpin oleh presiden Florentino Perez tersebut. Ramos sudah menjadi ikon untuk tim asal La Liga ini.
Harry Maguire Belum Pantas Jadi Kapten Manchester United
Bek Manchester United, Harry Maguire, dianggap belum pantas menjadi kapten di klub berjuluk Setan Merah itu.
VIVA.co.id
14 Maret 2022
Baca Juga :