VIVA – Cristiano Ronaldo tidak dapat disangkal lagi sebagai salah satu pemain terhebat di dunia dalam sejarah sepakbola. Bahkan untuk beberapa orang, mengklaim bahwa Ronaldo dianggap menjadi pemain terbaik dunia nomor satu.
Sementara lompatannya ke puncak kesuksesan sepakbola telah disaksikan oleh banyak orang di seluruh dunia, Ronaldo menyesal tidak bisa merayakan keberhasilannya dengan ayahnya yang telah meninggal saat pemain itu baru berusia 20 tahun.
Dilansir Sportbible, dalam sebuah wawancara dengan Piers Morgan pada akhir 2019 silam, pemain berusia 36 tahun itu diperlihatkan video ayahnya semasa hidup. Mata Ronaldo pun tampak mulai berkaca-kaca.
“Saya harus menyimpan video ini untuk ditunjukkan kepada keluarga saya. Tapi saya benar-benar tidak mengenal ayah saya 100 persen," kata Ronaldo. "Dia seorang pemabuk. Saya tidak pernah berbicara dengannya, seperti percakapan normalnya ayah dan anak. Itu sulit," tambah Ronaldo.
Cristiano Ronaldo bersama ayahnya, Jose Dinis Aveiro.
- Mirror.co.uk
Sambil menangis, Ronaldo mengungkapkan bahwa satu-satunya penyesalan dalam hidupnya adalah ketika kariernya melonjak dengan menjadi pemain terbaik di dunia, dia sudah tidak memiliki ayah di sampingnya.
"Saya berhasil menjadi nomor satu, tapi dia (ayah) tidak menyaksikannya. Dia tidak melihat saya meraih penghargaan. Keluarga saya melihat (pencapaiannya sebagai pemain), ibu saya, saudara-saudara saya, bahkan putra sulung saya."
"Tetapi ayah saya, dia tidak menyaksikannya. Dia meninggal terlalu muda," katanya.
Ayah Ronaldo, José, meninggal karena penyakit hati imbas hobinya mengkonsumsi alkohol. Jose meninggal pada usia 52 tahun pada September 2005 ketika Ronaldo masih berusia 20 tahun dan meniti karier sebagai pemain sepakbola.
