Aplikasi Gay Blued Punya Fitur Rahasia, Tak Bisa Diblokir

Parade Komunitas LGBT.
Sumber :
  • REUTERS/Thomas Peter

VIVA – Aplikasi yang memuat konten dan mempromosikan lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) masih meresahkan masyarakat. Padahal, Kementerian Komunikasi dan Informatika sudah memblokir tiga aplikasi tersebut, yakni Blued, BoyAhoy, dan Grindr, pada 2016.

Pengadilan Tinggi Dominika Batalkan Larangan Hubungan Sesama Jenis

Misalnya Blued. Aplikasi yang muncul sejak 2012 dan berasal dari China ini punya anggota sekitar 27 juta orang dari seluruh dunia.

Sempat diblokir Kominfo dua tahun lalu, kini aplikasi berlatar warna biru ini masih bisa diakses. Salah satunya MS. Ia mengunduh aplikasi tersebut pada Oktober 2017.

Sekolah Ini Singkirkan 300-an Buku yang Memuat Konten LGBT

"Berawal dari rasa penasaran yang tinggi. Lagi lihat Twitter terus, kok, heboh. Jadi gue download aja. Tapi cuma sebulan aja sih. Sekarang sudah uninstall Blued," kata MS kepada VIVA, Senin 15 Januari 2018. 

Meski hanya satu bulan, MS menjelaskan kalau di aplikasi Blued terdapat filter untuk menghilangkan konten porno pada fitur live streaming.

Selangkah Lagi Thailand Sahkan UU Pernikahan Sesama Jenis

Menurutnya, pengguna yang menyaksikan live streaming seseorang dan menganggapnya mengandung konten porno, maka bisa melaporkannya ke Blued melalui fitur report yang tersedia.

Aplikasi gay Blued.

Maka, live streaming akan berhenti secara mendadak. "Setelah banyak komplain dan ancaman untuk memblokir Blued, mereka kemudian mengeluarkan fitur bernama live private," papar MS.

Dalam fitur ini, menurut pria berusia 25 tahun itu, hanya mereka yang 'berteman' saja yang bisa menonton live streaming.

"Kami jadinya bebas. Enggak akan di-banned sama adminnya. Walaupun sifatnya private, kami bisa invite atau add orang yang kami kenal. Setelah mereka approve langsung bisa nonton live streaming," ungkapnya.

Maraknya aplikasi Blued ini berawal dari Kepolisian Resor Cianjur, Jawa Barat, yang menangkap lima pelaku seks sesama jenis saat berpesta di sebuah vila di kawasan Cipanas, Puncak, Cianjur, Jawa Barat, Minggu, 14 Januari 2018.

Kelimanya masing-masing berinisial AGW (50) asal Bali, AR (21), DA (16), DS (39), dan U (34) yang merupakan warga asli Cianjur. Dari lima pelaku, seorang di antaranya masih berstatus pelajar.

Menurut salah seorang pelaku, perkenalan dengan sesama gay ini melalui aplikasi Blued. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya