NASA Tangkap Gambar Awan Biru di Atmosfer Bumi

Langit berawan tebal.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Abriawan Abhe

VIVA – Badan Antariksa Amerika Serikat atau NASA telah menangkap gambar awan biru misterius yang terbentuk tinggi di atmosfer Bumi. Mereka menemukan 'awan biru yang menggemparkan' mengapung 50 mil di atas Kutub Utara.

Langit Yunani Tiba-tiba Berubah Jadi Oranye, Ini Penyebabnya

Awan biru ini disebut Awan Noctilucent atau Awan Mesospheric Kutub. Awan ini terbentuk dari kristal es dan potongan-potongan kecil meteorit. Para ilmuwan mengirim balon ke udara dari Esrange, Swedia.

Selama terbang, balon udara ini menangkap enam juta gambar resolusi tinggi dari gemerlap awan biru cemerlang yang terlihat tepat setelah Matahari terbenam, di wilayah Kutub Utara selama musim panas.

NASA Sebut Ada Lebih dari 5.000 Planet di Luar Tata Surya, Begini Penjelasannya

"Dari apa yang telah kami lihat sejauh ini, kami berharap memiliki kumpulan data yang benar-benar spektakuler dari misi ini," kata peneliti utama Dave Fritts, dikutip dari situs Metro, Minggu, 23 September 2018.

Ia melanjutkan bahwa kamera milik NASA kemungkinan bisa menangkap beberapa kejadian yang sangat menarik. Fritts berharap bisa memberi wawasan baru, di mana saat ini, mereka sedang mencermati gambar dan data.

BMKG Sebut Gelombang hingga 2,5 Meter Bakal Terjadi di Perairan Indonesia, Ini Lokasinya

"Semoga temuan kami ini dapat membantu membuat ramalan cuaca lebih akurat di masa depan. Misi ini juga akan menjelaskan proses aneh yang menghasilkan gelombang gravitasi atmosfer yang disebabkan udara didorong ke atas menuju atmosfer luar," tuturnya.

Langkah ini adalah pertama kalinya Fritts dan tim bisa memvisualisasikan aliran energi, dari gelombang gravitasi yang lebih besar ke ketidakstabilan aliran yang lebih kecil, serta turbulensi di atmosfer bagian atas.

"Pada ketinggian ini Anda benar-benar dapat melihat gelombang gravitasi pecah. Ya, seperti gelombang laut di pantai dan mengalir ke turbulensi. Warna biru awan disebabkan oleh ozon yang berada di jalur sinar Matahari yang meneranginya," jelas Fritts.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya