- www.pixabay.com/PeterDargatz
VIVA – China memang tak tanggung-tanggung dalam misi antariksa. Selain berambisi mengirimkan awak ke Bulan, Negeri Tirai Bambu itu juga ingin membuat Bulan buatan dan meluncurkannya ke antariksa.
Bulan buatan berupa satelit yang memancarkan cahaya itu, akan melengkapi fungsi satelit Bumi. China menginginkan, Bulan buatan ini untuk menerangi jalanan pada malam hari. China berambisi mengirimkan Bulan buatan ini pada 2020.
Dikutip dari Express, Rabu 17 Oktober 2018, proyek mengirimkan Bulan buatan ini akan dipimpin oleh lembaga BUMN, Chengdu Aerospace Science and Technology Microelectronics System Research Institute Co (CASC).
Kepala kontraktor antariksa CASC, Wu Chunfeng menjelaskan, Bulan buatan itu didesain bisa menerangi area seluas 80 kilometer persegi. Bulan buatan ini akan bekerja melengkapi sinar Bulan pada malam hari. Bulan buatan ini akan fokus menerangi area kota Chengdu, yang berlokasi di barat daya China.
Dia menuturkan, kekuatan cahaya Bulan buatan ini akan super sekali. Sebab, pencahayaan Bulan buatan ini delapan kali lebih kuat dibanding satu cahaya Bulan. Dengan demikian, tak salah Bulan buatan ini difungsikan menerangi jalanan Chengdu pada malam hari.
Proyek mengirimkan Bulan buatan ini memang begitu brilian. Namun, tak semua senang dengan ambisi ini. Malah ada beberapa warga yang khawatir dengan sinar Bulan buatan ini akan berdampak pada lingkungan.
Menurut kantor berita People’s Daily Online, beberapa warga yang tinggal di Chengdu khawatir, dampak penyinaran Bulan buatan yang konstan akan berpengaruh pada rutinitas sehari-hari hewan dan pengamatan astronomi.
Rasa waswas itu tegas dibantah Direktur Institute of Optics, School of Aerospace dari Harbin Institute of Technology, Kang Wiemin. Dia menegaskan, cahaya Bulan buatan yang dihasilkan adalah mirip cahaya senja, jadi tak satu pun menimbulkan efek negatif.
Warga Ngaku Diusir dari Kampung Bayam, Jakpro Klaim Sudah Ganti Untung Rp 13,9 M
Warga hunian Kampung Susun Bayam (KSB) atau kampung bayam mengaku diusir oleh pihak Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Jakarta. PT Jakpro juga klaim sudah ganti rugi.
