Skenario Huawei Jika 'Diharamkan' Pakai Android

Logo Huawei.
Sumber :
  • Instagram/@sadavi74

VIVA – Huawei saat ini sedang 'berperang' dengan otoritas Amerika Serikat. Sadar dengan kemungkinan darurat dari dampak perang tersebut, Huawei memiliki skenario menyelamatkan bisnis mereka. Chief Executive of Huawei Consumer Product Division, Richard Yu mengatakan, perusahaan sudah memiliki cara jika terpojok.

Penjualan Tablet Sudah Ada Titik Terang

Dikutip dari laman BGR, Selasa, 12 Maret 2019, Yu dengan jujur mengaku senang menggunakan sistem operasi seperti Google, senada dengan sistem yang dijalankan smartphone Huawei. Namun perusahaan telah memiliki sistem operasinya sendiri jika tidak lagi bisa menggunakan Android. Yu merujuk pada suatu titik di masa depan, dan mereka telah menyiapkan 'rencana B'.

Dalam wawancaranya dengan surat kabar Jerman, Die Walt, dia banyak bicara mengenai pasar smartphone hingga bocoran tentang inovasi dan produk baru perusahaan. Huawei Mate X, adalah smartphone lipat pertama mereka yang awalnya dijual sebagai produk premium.

Huawei Optimis Bisa Saingi Android dan iOS, Dorong HarmonyOS ke Pasar Global

Namun pemimpin Huawei telah memikirkan cara untuk menurunkan harga Mate X, sehingga mendorong perangkat ke arah pasar kelas menengah. Seiring berjalannya waktu, Yu mengatakan akan mendorongnya hingga angka US$1.123 atau sekitar Rp16 juta, namun perlu waktu satu hingga dua tahun.

"Tapi ini juga tergantung, seberapa baik perangkat lipat diterima konsumen. Kami dapat mempercepat produksi massal kapan saja," katanya.

Harga Diri Apple sedang Dipertaruhkan

Selain berbicara ponsel lipat, ia juga mengatakan Huawei seri Mate 20 telah terjual lebih dari 10 juta unit. Hal ini tentu mendorong Huawei ke arah tujuan mereka. Adapun rencana terdekatnya ialah peluncuran Huawei P30 dan P30 Pro di penghujung bulan ini. Yu mengklaim, peluncuran ini akan mempercepat posisi mereka dalam memimpin pasar premium, selambat-lambatnya pada 2020.

"Apple mungkin akan bergerak maju dengan iPhone lipat, tetapi tidak untuk tahun ini, mungkin juga tidak di 2020," ujarnya memprediksi.

Perusahaan yang berbasis di China itu juga tengah mengerjakan perangkat dengan layar yang sangat besar, kisaran 100-200 inci. Menarik untuk kita tunggu tentang apa yang mereka siapkan untuk raksasa elektroniknya itu, serta teknologi apa saja yang dibawa. (sar)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya