Bila Haramkan PUBG, Langkah Itu Dinilai Terlalu Ekstrem

Game PUBG Lite
Sumber :
  • Instagram/@pubglitepc

VIVA – Majelis Ulama Indonesia Provinsi Jawa Barat mempertimbangkan fatwa haram game PlayerUnknown's Battlegrounds atau PUBG. MUI Pusat menegaskan, mereka akan melakukan kajian mendalam melibatkan banyak pihak dan ahli kompeten untuk menentukan sikap atas game populer tersebut. 

Esports: PUBG Mobile Sukses Gelar Turnamen Komunitas hingga Influencer selama Ramadhan

Kabar lembaga ulama untuk memberikan keputusan soal PUBG terdengar sampai ke komunitas game di Indonesia. 

Chief Executive Officer Skyegrid, Rolly Edward mengatakan, buruk atau tidaknya bermain game kuncinya pada penggunanya. Sepanjang gamer mampu mengendalikan diri dan tidak berlebihan bermain, game apa pun termasuk PUBG, tidak menjadi masalah.

Profil Aura Jeixy, Pro Player PUBG yang Ditangkap Terkait Kasus Narkoba dengan Chandrika Chika

"Kalau ada yang berpendapat game seperti PUBG haram, saya rasa sih tidak ya. Itu lebih banyak mendidik. Yang perlu ditekankan itu kendali dari parental, bukan fatwa haramnya. Kalau fatwa haram itu sih ekstrem sekali," ujar Rolly kepada VIVA, Jumat 22 Maret 2019.

Dia menilai PUBG tak selalu negatif. Meski di dalamnya mengajak gamer untuk memerangi musuh dengan tembak-menembak, namun ada nilai dari game ini. 

Esports: PUBG Mobile kolaborasi dengan SPYxFAMILY

"Di game ini ada nilai bagaimana pengambilan keputusan bisa cepat. memberi problem solving ke mana dan ke sini. Lagian permainan ini menguntungkan ada kerja sama. Menurut saya itu parental sistemnya," katanya. 

Rolly yang mengaku sudah bermain game sejak kecil ini tak sepakat dengan alasan untuk 'mengharamkan' PUBG karena mengajarkan kekerasan. Menurutnya, kurang pas kalau mengharamkan PUBG hanya karena insiden serangan teroris mengerikan di Selandia Baru pada Jumat pekan lalu.

Menurutnya, perang dan tembak-tembakan yang ada di game PUBG bukanlah sesuatu yang nyata. 

"Kadang main game di PUBG, itu yang nembak siapa yang ditembak di dalam permainan bukan sesuatu yang nyata. Kadang ada juga yang berusaha sensor darah berubah warnanya menjadi hijau itu masalahnya yang nggak tepat. Sebab apa yang dilakukan itu tak mencerminkan di dunia nyata," kata dia. 

Untuk itu, dia mengajak ke semua pihak untuk lebih menyisir akar persoalannya. Menurut Rolly, seharusnya, bukan fatwa yang menjadi solusi atas masalah tersebut namun pengendalian ketat. 

Dalam konteks pengendalian game, Indonesia sudah memiliki kategori rating game sesuai umur yang memainkan game. Namanya adalah Indonesia Game Rating System (IGRS).

Menurutnya, orang yang bermain game perlu pengendalian. Bagi orang tua wajib mengawasi dan mendampingi anaknya yang bermain game. Apakah game yang dimainkan itu sudah sesuai dengan rating umurnya atau tidak.

"Kalau anak-anak, harus orangtua yang perhatikan. Butuh parental guidance. Ini perannya orang tua di zaman milenial ini harusnya sudah mulai sadar soal rating game, Game ini pantes dimainkan tapi dibatasi juga, jangan dibiarkan. Sebab semua yang berlebihan juga haram," katanya. 

Rolly khawatir penyikapan PUBG dengan keluarnya fatwa haram malah justru akan menjadi blunder bagi industri game. Kreativitas nanti akan terbelenggu dan dampaknya industri game yang sedang menapaki pertumbuhan yang bagus bisa menjadi korban. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya