Logo BBC

Pahami Risiko Naik Bus, Kereta, dan Pesawat di Tengah Wabah Corona

Penumpang bus Transjakarta di Kalideres, Jakarta Timur.
Penumpang bus Transjakarta di Kalideres, Jakarta Timur.
Sumber :
  • VIVA/Maryadie

kereta
Getty Images
Penumpang kereta melakukan swafoto di sebuah stasiun di Surabaya.

Penyebaran virus corona COVID-19 mendorong pemerintah membatasi perjalanan masyarakat. Di Jakarta, jadwal operasi Transjakarta dan MRT sudah dikurangi.

BBC telah menerima pertanyaan tentang apakah aman untuk naik angkutan umum, termasuk kereta, bus, dan pesawat.

Apa potensi risiko naik kereta dan bus?

Belum diketahui secara pasti bagaimana virus corona menyebar, tetapi virus serupa yang lain, dapat masuk ke tubuh seseorang dari percikan batuk atau bersin orang yang terinfeksi, atau menyentuh permukaan yang sama dengan mereka.

Partikel COVID-19 dipercaya mungkin tidak berkeliaran di udara dengan cara yang sama seperti partikel flu, jadi, orang harus berhubungan dekat satu sama lain untuk terinfeksi.

Pedoman Pusat Kesehatan Inggris tentang virus corona mendefinisikan "kontak dekat" berarti berada dalam jarak dua meter dari orang yang terinfeksi selama lebih dari 15 menit.

Jadi banyak potensi risiko infeksi pada kereta api dan bus, tergantung pada seberapa ramai transportasi publik, dan ini akan bervariasi di berbagai bagian negara dan rute yang berbeda.