Logo BBC

Bukan Hanya COVID-19, Nyawa Manusia Terancam akibat Cuaca Ekstrem

Ilustrasi cuaca panas ekstrem.
Ilustrasi cuaca panas ekstrem.
Sumber :
  • Nur Faishal / VIVA.co.id

Venugopal juga menemukan bahwa para pekerja di sentra pembuatan garam menghadapi suhu hingga 33 derajat Celsius pada siang hari — temperatur yang semestinya mengharuskan mereka berteduh.

Di pabrik baja, suhu ekstrem yang pernah tercatat mencapai 41,7 derajat Celsius. Para pekerja di kawasan itu termasuk yang paling rentan menghadapi panas tinggi.

"Jika situasi itu terjadi setiap hari, orang-orang akan mengalami dehidrasi, persoalan kardiovaskular, batu ginjal, hingga kelelahan akibat suhu panas," ujar Venugopal.

Apa efek perubahan iklim pada situasi itu?

Saat temperatur dunia naik, kelembapan tinggi juga mungkin terjadi. Artinya, lebih banyak orang akan menghadapi hari-hari berbahaya akibat panas dan kelembaban.

Profesor Richard Betts dari badan meteorologi Inggris menjalankan program komputer yang memperkirakan bahwa akan semakin banyak hari-hari dengan suhu di atas 32 derajat Celcius. Fenomena itu akan sangat bergantung apakah komitmen meniminalkan emisi gas rumah kaca.

US soldier and medic
Getty Images
Militer AS menggunakan pedoman khusus untuk menjaga suhu tubuh para prajurit mereka.

Betts menjabarkan risiko jutaan orang yang harus bekerja dalam situasi menantang, antara panas ekstrem dan kelembaban tinggi.

"Manusia berevolusi untuk hidup dalam kisaran suhu tertentu. Jadi jelas, jika kita terus menjadi penyebab kenaikan suhu di dunia, cepat atau lambat, sebagian wilayah di dunia akan mencapai titik terpanas. Dan dari situ kita dapat melihat apakah temperatur itu terlalu panas bagi kita," ujarnya.