Ada 40 Juta Pengguna Baru Internet

Ilustrasi berselancar internet.
Sumber :
  • Instagram/@impactusa

VIVA – Ada 40 juta orang di Asia Tenggara terhubung dengan internet untuk pertama kalinya atau pengguna baru pada tahun ini. Hal itu disebabkan penggunaan digital yang semakin besar akibat pandemi COVID-19 sejak awal 2020.

Angka tersebut meningkat pesat dari 2019 yang hanya 10 juta, dan 100 juta selama kurun waktu 2015 hingga 2019. Jumlah tersebut merupakan hasil laporan terbaru mengenai e-cononomy Asia Tenggara 2020 dari Google, Temasek, dan Baim & Company berjudul 'At Full Velocity: Resilient and Racing Ahead'.

"Ekonomi internet Asia Tenggara telah mengalami pertumbuhan dan perubahan yang luar biasa selama lima tahun terakhir. Namun apa yang kami lihat di sepanjang tahun ini menjadi yang terbesar," kata Wakil Presiden Google untuk Asia Tenggara, Stephanie Davis, seperti dikutip VIVA Tekno dari blog resmi Google, Minggu, 15 November 2020.

Ia menambahkan jika selama pandemi teknologi menyediakan akses ke sejumlah sektor vital, seperti belanja, makanan, kesehatan, keuangan, dan hiburan. Di semua sektor ini ada total lebih 30 persen pengguna baru. "Namun pendidikan, bahan makanan, dan pinjaman online mengalami lonjakan besar," ungkapnya.

Dalam laporan juga terlihat bahwa satu dari tiga konsumen mencoba jenis layanan online baru akibat COVID-19. Sementara 9 dari 10 konsumen berencana untuk tetap menggunakan, setidaknya satu layanan digital setelah pandemi masih berlangsung.

Laporan tersebut juga menunjukkan jika teknologi menjadi pegangan masyarakat melewati pandemi COVID-19 dengan jumlah 8 dari 10 orang. Selain itu permintaan penggunaan digital di luar kota metropolitan juga mengalami peningkatan.

"Ada tiga negara yaitu Indonesia, Malaysia, dan Filipina. Hal ini mendorong kemajuan, mengingat pembagian digital di wilayah perkotaan dan pedesaan merupakan tantangan utama yang disoroti dalam laporan ini selama beberapa tahun terakhir," kata Davis.

PANDI jadi Penghubung Indonesia dengan Komunitas Internet Regional

Sebelumnya diberitakan bahwa Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet atau APJII menyebutkan masih ada masyarakat Indonesia yang belum menggunakan internet. Sebanyak 10,2 persen mengaku jika mereka tidak tahu bagaimana caranya menggunakan teknologi.

Padahal, saat ini sudah 73,7 persen atau 196,7 juta masyarakat Indonesia memanfaatkan internet, di mana mayoritas penggunanya memakai smartphone. "Jadi, kembali lagi ke sosialisasi masih menjadi kuncinya," kata Sekretaris Jenderal APJII, Henri Kasyfi Soemartono.

Tetap Bayar Pajak, Menkominfo Tegaskan Starlink Tak dapat Insentif Khusus
Ilustrasi vaksinasi COVID-19 untuk pelajar.

Kemenkes: Tetap Terapkan Protokol Kesehatan Waspadai COVID-19 Varian KP.1 dan KP.2

Kementerian Kesehatan mengingatkan, meski COVID-19 varian KP.1 dan KP.2 tak ada bukti menyebabkan sakit berat, tetap perlu menerapkan protokol kesehatan guna pencegahan.

img_title
VIVA.co.id
23 Mei 2024