-
VIVA – Teroris menggunakan platform Telegram dan Facebook untuk berkomunikasi hingga merekrutmen anggota bukan lagi menjadi sebuah rahasia. Nah, bagaimana dengan seorang hacker atau peretas? Menurut pengamat keamanan siber Alfons Tanujaya, Telegram menjadi media sosial favorit para hacker dibandingkan WhatsApp.
"Mereka itu nyaman berada dan berlama-lama di Telegram karena fitur-fitur yang ditawarkan. Misalnya, Telegram memberikan fasilitas kuota penyimpanan data chat untuk grup yang tidak terbatas dan tidak perlu di-backup oleh pengguna," kata dia, Rabu, 7 April 2021.
Baca: Facebook Bangun Kabel Bawah Laut, Menko Luhut Kasih Respons Begini
Kemudahan ini bisa sangat dirasakan manfaatnya karena para hacker kerap berganti perangkat, sehingga jika menggunakan Telegram tidak perlu repot lagi backup dan restore data. Hal ini berbeda dengan WhatsApp yang harus melakukan pencadangan data secara mandiri.