Penetrasi Teknologi 5G di Indonesia Dilakukan Bertahap

Vice President Corporate Communications Telkomsel Saki Hamsat Bramono.
Sumber :
  • VIVA/Lazuardhi Utama

Denpasar – Riset GSM Association (GSMA) yang bertajuk 'The Mobile Economy Asia Pasific 2022' melaporkan bahwa penggunaan teknologi 5G di Indonesia sudah semakin masif.

Ada Lampu Jalan di Jakarta Bisa Terkoneksi sama Internet

Hal ini dikarenakan upaya konsolidasi bisnis oleh para perusahaan operator telekomunikasi sehingga dipastikan juga bakal makin gencar mengakselerasi adopsi jaringan generasi kelima.

Senada, laporan Ericsson Mobility Report (EMR) Edisi Juni 2023 menyebutkan, penyedia layanan komunikasi di seluruh dunia terus berinvestasi pada jaringan seluler generasi kelima tersebut, kendati saat ini ada tantangan geopolitik dan perlambatan ekonomi makro di beberapa pasar.

Tugas Nokia Sudah Tuntas

Menurut Ericsson, layanan 5G yang paling umum diluncurkan oleh penyedia layanan untuk konsumen adalah enhanced mobile broadband (eMBB), fixed wireless access (FWA), gaming, dan beberapa layanan berbasis AR/VR, seperti pelatihan dan pendidikan.

Hal itu yang akan membuat langganan 5G kian meningkat di seluruh dunia dan diperkirakan akan mencapai 1,5 miliar pada akhir 2023. Lantas, bagaimana di Indonesia?

Polisi Serahkan Selebgram Chandrika Chika ke BNNK Jaksel soal Kasus Narkoba, Mau Rehab?

Ericsson mengaku jika penetrasi teknologi 5G di Indonesia terus berkembang. Data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menunjukkan bahwa hingga 2022, cakupan jaringan 5G telah mencapai 49 kabupaten/kota.

Hal ini menunjukkan bukti konkret upaya pemerintah, penyedia layanan komunikasi, dan perusahaan teknologi dan komunikasi seperti Ericsson dalam mengadopsi konektivitas yang canggih.

Ke depannya, Pemerintah Indonesia sudah menetapkan target untuk mencapai cakupan jaringan 5G secara nasional pada 2024 sampai 2025, sehingga jaringan internet generasi kelima tersebut dapat diakses oleh seluruh masyarakat Indonesia.

Layanan data Telkomsel.

Photo :
  • Telkomsel/VIVA

Operator telekomunikasi Telkomsel mempertimbangkan tiga hal sebelum menggelar jaringan 5G di suatu wilayah. Ketiganya yaitu mengkaji populasi penduduk, average revenue per user (ARPU) atau pendapatan per pengguna yang bisa didapat perusahaan, dan penetrasi ponsel generasi kelima.

Saat ini, anak usaha Telkom Group itu sedang mempertimbangkan ARPU di atas Rp200 ribu dan penetrasi perangkat 5G di suatu wilayah sudah mencapai 75 persen sebelum menggelar jaringan teranyar.

"Investasi (di 5G) tetap tapi harus benar-benar cermat, tepat, akurat, dan juga bertahap. Kalau kita lihat dari sisi bisnis oke di wilayah tersebut, ya sudah pasang," ujar Vice President Corporate Communications Telkomsel Saki Hamsat Bramono ketika berbincang dengan VIVA Tekno dan sejumlah media di Denpasar, Bali, Rabu malam, 26 Juli 2023.

Ia juga menilai pertimbangan bisnis masih menjadi perhatian utama Telkomsel agar investasi yang dikeluarkan sepadan dengan yield atau imbal hasil yang diperoleh, sehingga jangan sampai investasi dikeluarkan namun tidak balik modal dan cuan.

Saki memberi contoh ketika suatu wilayah penetrasi gadget 5G tinggi, namun, dari segi pendapatan kurang menjanjikan, maka operator telekomunikasi belum tentu menggelar jaringan radio generasi terbaru di wilayah tersebut.

Saat ini, setidaknya Telkomsel memiliki 280 menara base transceiver station (BTS) 5G yang tersebar di seluruh Indonesia sejak peluncuran layanan 5G komersial dua tahun yang lalu.

Ketika disinggung mengenai target penambahan 5G tahun ini, Saki mengatakan target tidak banyak dan tetap mengacu pada pertimbangan-pertimbangan tersebut.

Penggunaan internet broadband (pita lebar) dari segi konsumsi data di Indonesia, termasuk 4G dan 5G, saat ini masih didominasi aplikasi streaming video, yaitu TikTok dan YouTube.

 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya