India Siap Kirim Utusan Lagi ke Luar Angkasa

Roket H-IIA.
Sumber :
  • JAXA

VIVA Tekno – India akan meluncurkan pesawat ruang angkasa pertamanya untuk mempelajari Matahari akhir pekan ini, jika semuanya berjalan sesuai rencana.

Deretan negara Ini Ternyata Miliki Jumlah Janda Terbanyak di Dunia

Observatorium surya Aditya-L1 dijadwalkan diluncurkan pada Sabtu, 2 September) pukul 02:20 EDT, menurut Organisasi Penelitian Luar Angkasa India (ISRO).

Pesawat ruang angkasa ini akan lepas landas di atas Kendaraan Peluncur Satelit Polar dari Satish Dhawan Space Centre, di pulau Sriharikota, tak jauh dari pantai timur India.

Jeep Wrangler Facelift Meluncur, Segini Harganya

Aditya-L1 awalnya akan menuju ke orbit rendah Bumi, di mana berbagai sistemnya akan mendapat pemeriksaan di luar angkasa dari tim misi.

Jika semuanya baik-baik saja, pesawat ruang angkasa secara bertahap akan mengendurkan orbitnya, dan pada akhirnya akan terbebas dari tarikan gravitasi Bumi. Setelah itu, Aditya-L1 akan menuju ke Bumi-Matahari Lagrange Point 1, sebuah tempat yang gravitasinya stabil sekitar 1 juta mil (1,5 juta kilometer) jauhnya.

Ini Dia Lift Penumpang Terbesar di Dunia, Bisa Angkut 235 Orang Sekaligus

“Sebuah satelit yang ditempatkan pada orbit halo di sekitar titik L1 memiliki keuntungan besar karena dapat terus mengamati Matahari tanpa adanya okultasi atau gerhana,” tulis pejabat ISRO dalam deskripsi misi Aditya-L1.

Lubang di Matahari.

Photo :
  • NASA

Ini akan memberikan keuntungan lebih besar dalam mengamati aktivitas Matahari dan pengaruhnya terhadap cuaca luar angkasa secara real time, melansir dari situs Space, Selasa, 29 Agustus 2023.

Tujuan tersebut menjelaskan bagian 'L1' dari nama misi. Sementara itu 'Aditya' diterjemahkan menjadi Matahari dalam bahasa Sansekerta.

Sesampainya di L1, wahana tersebut akan menggunakan tujuh instrumen sainsnya untuk mempelajari Matahari dengan berbagai cara. Misalnya, data Aditya-L1 dapat membantu para peneliti lebih memahami dinamika jilatan api matahari dan letusan besar plasma matahari super panas yang dikenal sebagai lontaran massa koronal , kata pejabat ISRO.

Misi ini juga dapat menjelaskan mengapa atmosfer luar Matahari, yang dikenal sebagai corona jauh lebih panas daripada permukaannya – sekitar 1,8 juta derajat Fahrenheit (1 juta derajat Celsius), dibandingkan dengan 10.000 derajat F (5.500 derajat C).

Peluncuran misi Aditya-L1 memakan biaya sekitar US$45 juta. Peluncuran ini akan mengikuti kesuksesan besar negara tersebut di Bulan dengan duo pendarat Chandrayaan-3 yang berhasil mendarat di tetangga terdekat Bumi pada 23 Agustus kemarin.

Chandrayaan-3 telah menjelajahi wilayah Kutub Selatan Bulan, wilayah yang belum pernah menjadi lokasi misi permukaan hingga saat ini. Pendukung eksplorasi tertarik dengan wilayah ini karena dianggap menampung sejumlah besar air es, sumber daya utama yang dapat mendukung pos terdepan manusia.

Pendarat Vikram milik Chandrayaan-3 dan penjelajah Pragyan diperkirakan akan beroperasi selama sekitar satu hari lunar (14 hari Bumi) sebelum dibungkam oleh dinginnya cuaca dan kegelapan malam lunar yang panjang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya