Ahli Pendeteksi Kebohongan soal Earpiece Jokowi: Itu Enggak Mungkin

Capres nomor urut 01 Joko Widodo menyampaikan pendapatnya saat debat capres 2019 putaran kedua di Hotel Sultan, Jakarta
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

VIVA – Debat capres kedua menyisakan isu yang menjadi perhatian publik. Salah satunya adalah tudingan capres nomor urut 01 Joko Widodo menggunakan alat baru komunikasi berupa earpiece saat debat, Minggu malam 17 Februari 2019. 

Beragam spekulasi menyertai isu ini. Ada sebagian publik yang meyakini pasangan Ma’ruf Amin itu memakai earpiece, sedangkan sebagian lain khususnya tim sukses Jokowi membantah tegas narasi tersebut. 

Pakar pendeteksi kebohongan, Handoko Gani turut menyoroti isu earpiece Jokowi tersebut. 

Dari sisi teknis, Handoko menganalisis sangat sulit untuk menggunakan alat bantu komunikasi tersebut di tengah panggung debat yang menjadi perhatian publik dan yang disiarkan langsung ke seluruh Tanah Air . 

"Kalau itu earpiece enggak mungkin pasangannya mobile Handy Talk," ujarnya kepada VIVA, Selasa 19 Februari 2019. 

Instruktur Lie Detector itu menjelaskan, seandainya Jokowi memakai earpiece maka menurutnya pasti ada gerakan yang lebih frekuentif menekan atau menggeser sesuatu di depan lubang kuping, bukan di daun atau gelambir telinga. 

Dia mengatakan, earpiece yang muncul dalam tudingan adalah earpiece jenis canggih untuk operasi intelijen penyadapan atau penyamaran. 

"Pasti ada command center-nya. Sebuah ruangan atau sebuah mobil yang dimodifikasi dengan peralatan canggih lainnya. Dan kemungkinan bukan hanya dipandu oleh satu orang, tapi panelis," ujar pria yang juga dikenal sebagai pakar gestur tersebut. 

Penilaian Rocky Gerung Soal Debat Capres Terakhir

Sebab, menurutnya, jika cuma dibantu satu orang tidak mungkin. Data yang harus disampaikan susah dihafal, jadi cukup sulit satu orang menghafal banyaknya data atau menguasai banyaknya bidang. 

Handoko menuturkan, orang yang didikte dengan earpiece pasti menunjukkan ekspresi wajah, gestur, suara dan kata-kata yang kurang natural. 

Fahri Hamzah: Prabowo adalah Pemersatu Bangsa yang Penuh Kebesaran Jiwa

"Tidak lancar alias berjeda. Apalagi momen pendiktean adalah berbarengan dengan ucapan Jokowi. Karena tidak ada waktu jeda panjang antara pertanyaan host dan jawaban," tutur pakar Behavior Analysis & Investigative Interview dari Emotional Intelligence Academy, Manchester, Inggris.

Dia menjelaskan, jika Jokowi menggunakan earpiece maka seharusnya susunan kata yang terucap dari mulut Jokowi adalah tertata rapi. Tapi nyatanya kata-kata yang diucapkan Jokowi malah sebaliknya. 

Respons IDI Soal Buka 300 Fakultas Kedokteran

"Justru berkali-kali terdengar susunan kata yang tidak tertata dari Jokowi ataupun yang normatif," jelasnya. 

Sidang Putusan Sidang Perselisihan Hasil Pemilu 2024 di MK

MK: Kehadiran Mayor Teddy di Debat Capres Bukan Pelanggaran Pemilu

Kehadiran Mayor Teddy saat debat perdana capres di KPU dipersoalkan kubu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN).

img_title
VIVA.co.id
22 April 2024