Logo DW

Hati-hati, Ada 'Goyangan' Sebelum Terjadi Gempa Bumi Dahsyat

Ilustrasi/Gempa Bumi.
Ilustrasi/Gempa Bumi.
Sumber :
  • Google

“Ada asumsi umum bawah proses di bagian terdalam subduksi berlangsung dalam kecepatan konstan di antara gempa bumi hebat“, ujar ilmuwan dari GFZ itu menjelaskan. “Namun penelitian kami menunjukkan, bahwa asumsi ini merupakan penyederhanaan berlebihan. Faktanya, variabilitas bisa saja menjadi faktor kunci untuk memahami bagaimana terjadinya gempa paling dahsyat“, tambah Bedford.

Dengan pelacakan satelit global yang makin bagus, dan data akurat yang tersedia setelah beberapa dekade, para peneliti gempa bumi punya kemampuan lebih bagus lagi untuk melakukan observasi. “Dalam tahapan berikutnya, kami mungkin bisa memonitor perubahan dalam waktu hampir real time“, ujar pakar geofisika Bedford menambahkan.

Tidak bisa digunakan sebagai sistem peringatan dini

Walau begitu, sejauh ini para pakar kegempaan tetap belum bisa meramalkan kapan dan di mana gempa dahsyat akan terjadi.

Dengan membuat perhitungan magnitudo gempa dahsyat terakhir di sebuah kawasan dan mengetahui kecepatan relatif gerakan lempeng tektonik, para ahli hanya bisa memperkiraan, kapan sebuah sesar atau patahan akan cukup matang untuk mengulang peristiwa gempa. Namun juga ada ketidakpastian besar dalam pendekatan semacam ini.

Penyebabnya, sebuah sesar bisa saja memicu gempa berskala di atas 8 SR hanya dalam kawasan kecil. Tapi di lain waktu, tiba-tiba memicu gempa dahsyat dalam kawasan cukup luas.

Jadi apakah monitoring gerakan lempeng tektonik yang tidak lazim seperti kasus gempa Bumi di Jepang dan Chile bisa memberikan peringatan dini lebih baik, terkait akan terjadinya gempa dahsyat? Jawabannya, tidak!