Logo DW

Vaksin COVID-19 Buatan Pasangan Ilmuwan Keturunan Turki Berbuah Manis

Ugur Sahin dan istrinya Özlem Türeci adalah dua ilmuwan Jerman keturunan Turki.
Ugur Sahin dan istrinya Özlem Türeci adalah dua ilmuwan Jerman keturunan Turki.
Sumber :
  • dw

Pada akhir tahun lalu, Sahin memberi tahu DW bahwa dia tidak merasa sebagai "pahlawan super" dalam penelitian vaksin.

"Kami hanya dapat melakukan ini karena kami memiliki tim yang fantastis. Tim ilmuwan internasional dan staf dari 60 negara berbeda telah bekerja dengan kami selama bertahun-tahun mengenai topik ini (penelitian mRNA)," katanya.

Semangat seumur hidup

Lahir di Turki, Ugur Sahin berusia 4 tahun ketika dia dan ibunya pindah ke Koeln, Jerman, untuk tinggal bersama dengan ayahnya yang bekerja di perusahaan Ford. Setelah lulus SMA, dia belajar kedokteran di University of Cologne. "Saya tertarik dengan imunoterapi," kata Sahin, yang berusia 54 tahun.

Pada 1992, Sahin menyelesaikan sekolah kedokteran dan bekerja sebagai dokter penyakit dalam dan hematologi dan onkologi di Universitas Cologne selama beberapa tahun, sebelum pindah ke Pusat Medis Universitas Saarland.

Di sana, dia bertemu Türeci, seorang mahasiswi kedokteran dan putri seorang dokter yang datang ke Jerman dari Istanbul. Kini menjadi seorang dosen di Universitas Mainz, Özlem Türeci dianggap sebagai pelopor dalam imunoterapi kanker.

"Dipengaruhi oleh ayah saya yang bekerja sebagai dokter, saya tidak dapat membayangkan profesi lain, bahkan ketika saya masih muda," kata Türeci kepada situs online wissenschaftsjahr.de.