Respons Guru SD Soal Wisuda yang Dianggap Membebani Orang Tua Siswa

Ilustrasi prosesi wisuda di setiap Perguruan Tinggi (Pixabay.com)
Sumber :
  • vstory

Jakarta – Guru SDN Pela Mampang 12, Nurfadilah (30) memberikan tanggapan terkait ramainya polemik wisuda yang diadakan mulai dari jenjang Taman Kanak-kanak (TK) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).

Kwarnas Curigai Upaya Terselubung di Balik Penghapusan Ekstrakurikuler Wajib Pramuka di Sekolah

Wanita yang akrab disapa Dila itu mengatakan, acara wisuda untuk jenjang pendidikan TK, SD, SMP hingga SMA, merupakan kegiatan yang bersifat tidak wajib. Menurutnya apabila pihak sekolah hendak mengadakan, maka harus melibatkan orang tua murid.

Siswa Sekolah Dasar sedang melakukan diskusi (ilustrasi)

Photo :
  • vstory
MPMInsurance Ungkap Perlindungan Asuransi Kecelakaan yang Banyak Orang Belum Tahu

“Bagaimanapun orang tua murid harus dilibatkan,” ujar Dila saat dihubungi VIVA Jumat, 16 Juni 2023.

Dila menyebut, jika pihak sekolah hanya mengambil keputusan sepihak, dikhawatirkan akan banyak orang tua murid yang merasa terbebani dalam segi biaya, seperti yang saat ini ramai di media sosial.

5 Kota dengan Biaya Hidup Termahal di Indonesia, Depok Termasuk?

“Pihak sekolah nggak bisa langsung tiba-tiba mengadakan wisuda tanpa sepengetahuan orang tua murid, kalau seperti itu, khawatir banyak yang keberatan, karena di sekolah itu tidak semua orang tua murid mampu,” imbuhnya

Lebih lanjut, untuk mencegah terjadinya gesekan, Dila menyarankan pihak sekolah untuk meminta masukan dari orang tua murid melalui voting. Suara terbanyak yang dipilih oleh orang tua, maka itu adalah keputusan sekolah.

“Di sekolah kami setiap mau mengadakan kegiatan wisuda atau perpisahan selalu orang tua murid dilibatkan, mereka diminta voting. Setuju atau tidak,” ungkapnya 

Ilustrasi wisuda.

Photo :
  • U-Report

Adapun pengambilan voting ini, kada Dila, dilakukan jauh sebelum acara tersebut diselenggarakan, sehingga orang tua murid tidak terbebani dalam persoalan biaya.

Selain itu, Dila juga mengungkap orang tua murid SDN Pela Mampang 12 sejak lama telah berinisiatif membuat satu program tabungan siswa. Tabungan ini, kata dia, digunakan untuk membiaya berbagai kebutuhan siswa di sekolah.

“Biasanya kita gunakan tabungan untuk menjenguk kalau ada siswa yang sakit, membeli perlengkapan kelas, kegiatan study tour hingga wisuda atau perpisahan. Setidaknya tabungan ini sedikit membantu agar orang tua gak mengeluakan uang terlalu banyak saat ada kegiatan,” pungkasnya

Sebelumnya diberitakan wisuda kelulusan dalam jenjang pendidikan TK, SD, SMP hingga SMA tengah jadi sorotan masyarakat, khususnya para orang tua murid belakangan ini.

Sejumlah argumen yang muncul menyebutkan bahwa wisuda hanya untuk perguruan tinggi, jika hal ini dilakukan mulai dari jenjang TK sampai SMA maka dikhawatirkan wisuda menjadi kehilangan makna.

Bukan cuma itu, penolakan wisuda untuk anak TK hingga SMA ini juga dinilai pemborosan dan sangat membebani para orang tua murid, pasalnya mereka harus mengeluarkan uang tidak sedikit demi terselenggaranya acara tersebut.

Bahkan, tak sedikit para orang tua yang mengeluhkan hal ini langsung kepada Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim melalui akun Instagram resminya.

Mereka mendorong Nadiem selaku pemegang keputusan di dunia pendidikan Tanah Air untuk melarang penyelenggaraan wisuda di sekolah TK hingga SMA.

Ilustrasi Wisuda Universitas Bakrie

Photo :
  • VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya