Pentingnya Penggunaan Gadget yang Sehat bagi Generasi Muda

Ilustrasi anak pakai kacamata/main gadget.
Sumber :
  • Pixabay.

Surabaya, 2 November 2023 – Gerakan Gadget Sehat Indonesia menggelar road show di 15 kota di Indonesia. Kali ini, GGSI menyambangi SMP Al Mujahidin Surabaya, pada Rabu kemarin.

Daftar Juri SATU Indonesia Awards 2024, Ada Raline Shah

Dalam kesempatan tersebut, Prof Dr dr Ridha Dharmajaya sebagai inisiator GGSI menyampaikan materi tentang pentingnya penggunaan gadget yang sehat bagi generasi muda.

Ia menjelaskan, penggunaan gadget yang tidak tepat bisa berdampak negatif bagi kesehatan, terutama bagi generasi muda. Hal ini disebabkan oleh dua faktor, yaitu posisi dan durasi penggunaan gadget.

Astra Gelar Bincang Inspiratif SATU Indonesia Awards 2024 di Bengkulu, Ratusan Anak Muda Ikut Serta

"Jika posisi penggunaan gadget tidak tepat, seperti membungkuk atau menunduk, maka akan menyebabkan saraf kejepit pada bagian leher. Gejalanya adalah kesemutan pada tangan dan kaki, kepala pusing, pundak berat, leher sakit, dan bangun tidur tidak segar," ujarnya, dikutip VIVA Edukasi dari keterangan resmi.

Ilustrasi anak main gadget.

Photo :
  • Pexels/Ron Lach
Apakah Sekolah Masih Penting? Apakah Generasi Muda Harus Memiliki Cita-Cita?

Ridha juga mengungkapkan, gejala saraf kejepit pada bagian leher ini dahulunya sering dialami orang tua usia 60 tahun ke atas. Namun, kini kondisi ini sudah mulai dirasakan generasi muda dari tingkat SMA, SMP bahkan anak SD.

"Jika gejala awal yang tadi disebutkan dibiarkan saja tanpa dicegah bahkan terus berlangsung untuk waktu yang lama maka akan berdampak terhadap kematian saraf. Jika saraf sudah mati maka yang terjadi adalah kelumpuhan pada tangan dan kaki, buang air kecil dan besar tidak terasa atau loss dan seksual bagi lelaki hilang," tuturnya.

Ridha mengingatkan, bahwa Indonesia saat ini mengalami situasi bonus demografi, di mana usia produktifnya jauh lebih besar dari usia non produktif.

"Jika tidak dimanfaatkan dengan baik dan membiarkan perilaku penggunaan gadget yang salah terus menerus, maka bonus demografi yang dinantikan justru akan menjadi bencana demografi dengan melahirkan generasi cacat," ungkapnya.

Untuk itu, ia mengajak para murid SMP Al Mujahidin menggunakan gadgetnya sesuai fungsi dan kebutuhannya. Dirinya juga berpesan, agar gadget tidak menjadi alat yang bisa memperalat lewat konten negatif yang tidak berguna.

"Jadikan gadget sebagai senjata tebar kebaikan. Sampaikanlah informasi yang penting dan positif sehingga keinginan kita melahirkan generasi berkualitas yakni generasi sehat, pintar dan bermoralitas yang baik bisa diraih dan kunci generasi emas menuju 2045 bisa terwujud," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya