Makan Kentang Goreng Bisa Picu Depresi, Apa Alasannya?

Kentang Goreng
Sumber :
  • Pixabay/ Pexels

VIVA Lifestyle – Pernah dengar istilah "kamu adalah apa yang kamu makan?" Nah, mungkin penelitian yang satu ini bisa membuka mata kamu untuk mengonsumsi sesuatu.

Reza Arap Curhat Lagi Depresi, Ada Apa?

Penelitian baru, menurut laporan Healthline, menunjukkan bahwa apa yang kita makan mungkin tidak hanya memengaruhi kita secara fisik tetapi juga secara mental. Lebih khusus lagi, sebuah studi baru yang dilakukan di St. Louis School of Medicine di Washington University telah menghubungkan diet tinggi konsumsi gorengan, terutama kentang goreng, dengan peningkatan kecemasan dan depresi

Studi ini melibatkan 140.728 orang dan mengungkapkan bahwa konsumsi gorengan secara teratur membawa risiko kecemasan dan depresi masing-masing 12% dan 7% lebih tinggi.

Disfungsi Ereksi Bukan Cuma Masalah Pria Tua! Kenali 5 Faktor Pemicunya di Usia 20-an

Kentang goreng

Photo :
  • Eat This

Para peneliti menyimpulkan bahwa seringnya konsumsi gorengan "sangat terkait" dengan risiko kecemasan dan depresi yang lebih tinggi akibat kontaminan dalam gorengan yang dikenal sebagai akrilamida. Kontaminan ini terbukti memicu peradangan saraf dan gangguan metabolisme lipid, yang dapat memengaruhi kesehatan mental.

Terungkap! Penemuan Rumah Leluhur Umat Manusia Menggemparkan Dunia

Sementara temuan ini mungkin mengecewakan pecinta gorengan, ilmuwan memperingatkan bahwa dengan memperhatikan apa yang kita makan, kita mungkin dapat membantu mengurangi risiko beberapa gangguan mood.

"Hubungan antara makanan dan suasana hati jauh lebih kompleks daripada yang sebelum-sebelumnya pernah dilaporkan. Namun, pasti ada pola diet yang tampak melindungi," kata Rohini Bajekal, ahli gizi dan ahli pengobatan gaya hidup bersertifikat di Plant Based Health Professionals, dikutip Jumat, 28 April 2023.

Ilustrasi depresi/stres.

Photo :
  • Freepik/jcomp

“Hasil penelitian ini sejalan dengan apa yang kami perkirakan dan merupakan konfirmasi lebih lanjut dari penelitian puluhan tahun yang menunjukkan bahwa gorengan dan makanan tidak sehat dalam diet standar Barat meningkatkan risiko penyakit kronis umum dan kondisi kesehatan mental,” jelas Rohini.

Salah satu alasan mengapa makanan yang digoreng dikaitkan dengan tingkat kecemasan dan depresi yang lebih tinggi adalah karena makanan tersebut menyebabkan peradangan pada tubuh yang berkorelasi dengan gejala kecemasan dan depresi.

Megan Hilbert, ahli diet terdaftar di Top Nutrition Coaching, mengutip sebuah studi tahun 2017 yang disebut Uji Coba SMILES yang mencatat bahwa hasil kesehatan mental sangat meningkat ketika kelompok kontrol mengikuti diet tinggi makanan anti-inflamasi selama 12 minggu.

“Diet tinggi makanan yang digoreng berkontribusi pada peradangan saraf, atau peradangan di otak, karena makanan yang digoreng menghasilkan senyawa yang dikenal sebagai produksi akhir glikasi lanjutan yang melekat pada jaringan, merusaknya, dan menyebabkan peradangan,” kata Hilbert.

Hilbert mencatat bahwa penelitian lebih lanjut masih dilakukan pada topik ini, tetapi, katanya, dihipotesiskan bahwa peradangan dapat menurunkan pelepasan dopamin dan juga menumpulkan area otak yang berhubungan dengan hadiah.

Selain itu, gorengan biasanya kurang serat, fitonutrien, dan kurangnya kandungan lemak sehat yang terbukti berdampak positif bagi kesehatan otak. Pada gilirannya, ini bahkan dapat berdampak pada usus.

“Kurangnya senyawa ini dapat menyebabkan gangguan dalam cara usus dan otak berkomunikasi satu sama lain,” kata Hilbert.

"Lebih dari 90 hingga 95% serotonin kita dibuat di usus, sehingga dihipotesiskan bahwa ketidakseimbangan dalam mikrobiota usus kita memengaruhi produksi neurotransmiter ini, yang pada gilirannya memengaruhi suasana hati kita secara negatif,” jelasnya.

Menurut penulis penelitian, akrilamida mungkin merupakan bahan kimia utama yang merusak kesehatan mental.

"Akrilamida adalah bahan kimia yang secara alami dapat terbentuk dalam makanan bertepung tertentu saat dipanggang, digoreng, atau dipanggang pada suhu tinggi," jelas Hilbert.

“Penelitian telah menunjukkan bahwa akrilamida bersifat karsinogenik pada hewan dan mungkin bersifat karsinogenik bagi manusia,” tambahnya.

Kentang Goreng

Photo :
  • Resepedia

Namun, Hilbert mengatakan penting untuk dicatat bahwa dalam penelitian pada hewan, konsentrasi akrilamida yang digunakan berada pada dosis yang sangat tinggi.

"Kami saat belum tidak memiliki bukti kuat bahwa akrilamida menimbulkan ancaman yang sama terhadap manusia bahkan setelah 20 tahun penelitian tentang topik ini," katanya.

Lalu ada metabolisme lipid, proses di mana lemak dipecah dan disimpan sebagai energi. Para penulis penelitian mengatakan konsumsi gorengan yang tinggi mengganggu proses ini.

"Komposisi lipid di otak telah diakui sebagai sesuatu yang berperan dalam fungsi neuron, dan neuron ini memainkan peran penting dalam cara otak berkomunikasi," jelas Hilbert.

“Saat komunikasi ini terganggu, kita dapat melihat adaptasi perilaku fungsional seperti kecemasan dan/atau depresi," tutupnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya