Ramadan, Jilbab Syar'i Laris Manis di Tanah Abang

Jilbab syari di Pasar Tanah Abang
Sumber :
  • VIVA.co.id/Adinda Permatasari

VIVA – Tren busana muslim sejak beberapa tahun terakhir memang tengah bergeliat. Fesyen pakaian sopan serba tertutup ini terus berkembang hingga memunculkan tren-tren baru setiap tahunnya.

Gebrakan Baru Pasar Tanah Abang, Hadirkan “Little Bangkok” bagi Pelaku Jastip Raup Cuan Maksimal

Kini, busana muslim yang lebih tertutup dan longgar atau lebih dikenal dengan busana syar’i semakin banyak digemari. Model pakaian yang tidak memperlihatkan bentuk tubuh dengan jilbab panjang menjadi pilihan yang banyak dicari.

Hal ini juga berimbas pada semakin tingginya permintaan jilbab syar’i di pasaran. Seperti di Pasar Tanah Abang Blok A, hampir semua toko penjual jilbab memajang jilbab syar’i di etalase toko mereka.

Gebrakan Baru Pasar Tanah Abang, Hadirkan Suasana Nyaman Berburu Baju ala Little Bangkok

"Kalau sekarang memang yang lebih booming syar’i. Banyak yang suka juga karena modelnya enggak terlalu norak, simpel," kata Ina, salah satu pedagang kerudung di Pasar Tanah Abang Blok A kepada VIVA, Kamis 24 Mei 2018.

Dia menambahkan, jilbab syar’i sudah sejak enam tahun lalu menjadi salah satu jilbab yang banyak dicari. Meski modelnya tak banyak berubah, tapi dari segi bahan terus mengalami perubahan.

Kaleidoskop 2023: TikTok Shop Jadi Kambing Hitam Sepinya Pasar Tanah Abang

Tahun ini bahan baby doll yang paling laku di pasaran. Menurut Ina, bahan baby doll tak mudah kusut sehingga banyak orang memburunya.

Dari sisi desain, jilbab syar’i umumnya hanya ada penambahan aksen layer. Ina biasanya mematok harga jilbab syar’i berdasarkan layernya.

"Kalau layer dua dijual Rp80 ribu per potongnya. Kalau tiga layer Rp2 juta untuk satu kodi, kalau per potongnya biasanya Rp100 ribu," ucapnya.

Selain jilbab syar’i, jilbab model segi empat juga masih memiliki banyak peminat. Menurut Ina, penjualan kedua jilbab ini menunjukkan angka yang sama meski ia sulit menghitung berapa yang terjual setiap harinya.

Namun demikian, Ina menilai penjualan di awal Ramadan tahun ini belum memperlihatkan jumlah yang signifikan. Bahkan menurut dia, justru menurun jika dibanding tahun sebelumnya.

"Kalau sekarang yang jualan lebih banyak, jadi yang beli bingung. Apalagi sekarang juga banyak yang online," tutur Ina. (fk)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya