Pertama Kali, Shingo Sato Master Fashion asal Jepang Datang ke Indonesia

Shingo Sato (kanan).
Sumber :
  • Burgo Indonesia.

JAKARTA – Shingo Sato, master teknik Transformational Reconstruction (TR) dari Jepang hadir di Indonesia. Bekerja sama dengan Istituto di Moda Burgo Indonesia, Shingo Sato sukses mengadakan workshop selama tiga hari di Jakarta. 

Tumbuh 5,11 Persen, Ekonomi RI Kuartal I-2024 Lebih Tinggi Dibanding Negara-negara Ini

Ini menjadi pertama kalinya Shingo Sato mengadakan workshop di Indonesia, setelah berkeliling dan mengajar di lebih dari 30 negara di seluruh dunia sejak 15 tahun terakhir. Lalu, siapa Shingo Sato dan apa itu teknik TR? Yuk, scroll untuk mengetahui jawabannya. 

“Saya telah mengembangkan teknik ini selama 30 tahun, dan menampilkan koleksi pribadi di Milan, Paris. Saya telah mengajar selama 15 tahun di seluruh dunia di sekitar 30 negara, dan menggunakan 6 bahasa untuk workshop saya seperti Italia, Spanyol, Portugis, Perancis, Inggris, Jepang,” ujar Shingo Sato saat dihubungi lewat daring baru-baru ini. 

Simfoni Warna dan Motif Nusantara Menyatukan dengan Keindahan Kain Tradisional

Lebih jauh Shingo Sato mengatakan, teknik Rekonstruksi Transformasional atau TR adalah metode yang digunakan dalam membuat pola pakaian tanpa pengukuran, sebuah pendekatan yang sangat berbeda dari metode konvensional.

Jepang Juara Piala Asia U-23 Usai Kalahkan Sang Penghancur Timnas Indonesia

Selama tiga hari workshop yang digelar pada 5-7 Juli 2023 lalu, Shingo Sato mengajarkan teknik TR dan teknik Origami, dan juga teknik unik yang disebut Moulage.

“Saya berharap publik akan terinspirasi oleh pendekatan baru untuk membuat desain volume 3D, untuk diintegrasikan ke dalam kreativitas mereka,” ujarnya. 

Apa yang membuat ini berbeda dari teknik lain?

Menurut Shingo Sato, perbedaan besar adalah membuat volume tanpa perhitungan matematis seperti pembuatan pola pada umumnya. Ini adalah teknik yang intuitif untuk desain couture. Dan untuk mereka yang masih pemula juga bisa mengikutinya. 

“Teknik TR dan teknik Origami sudah masuk ke dalam industri fashion para desainer couture di seluruh dunia,” ungkapnya. 

Dalam rekam jejaknya, Shingo Sato sudah mengenalkan dan menggelar workshop TR di sekolah-sekolah fashion terkemuka, seperti Burgo Italia, Burgo Meksiko, Parsons New York, dan Central Saint Martin London, serta sekolah lainnya di lebih dari 30 negara di dunia, di antaranya Italia, Spanyol, Jerman, Inggris, Belanda, Perancis, Swiss, Polandia, Ukraina, Rusia, AS, Meksiko, Brasil, Australia, Argentina, Bolivia, Peru, China, Singapura, Vietnam, Filipina HongKong, Korea, Jepang, dan lain-lain. 

Jenny Yohana Kansil, founder Istituto di Moda Burgo Indonesia, mengatakan, mereka selalu ingin menghadirkan para ahli di bidangnya dan metode atau teknik baru dalam pengembangan diri dan kapasitas para desainer. 

"Biasanya tiap tahun kami menghadirkan Biagio Belsito, professor dr Burgo Milan yang pernah bekerja di fashion house terkemuka seperti Dolce Gabbana dan Valentino. Lalu, Lusine Takhverdyan yang merupakan alumni sekolah fashion Lessage Paris dan masih bekerja di Channel. Shingo Sato adalah salah satu dari para ahli itu saat ini," ujarnya saat dihubungi secara terpisah. 

Lebih jauh, ia menyampaikan keinginan untuk membawa Shingo Sato ke Indonesia, juga tak lain karena hubungan erat sesama Burgo Internasional. Burgo Indonesia terhubung langsung dengan Burgo Milan yang membuka kesempatan-kesempatan untuk mengenal dan meyakinkan master-master terbaik fashion untuk datang ke Indonesia.

“Shingo Sato ini juga adalah bagian dari perayaan 12 tahun Burgo Indonesia hadir, membawa international know-how ke Indonesia untuk meningkatkan skill designer lokal untuk kemajuan dunia fashion di Indonesia,” tukasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya