Wabah Virus Corona, Rumah Duka di China Kremasi Ratusan Mayat

Petugas kesehatan memeriksa data pasien terjangkit Virus Corona.
Sumber :
  • The New York Times

VIVA – Tempat pembakaran mayat atau krematorium di China telah bekerja 24 jam tanpa henti dalam menangani ratusan kematian akibat virus corona. Pasien yang meninggal dunia akibat terinfeksi virus corona itu dibawa ke krematorium dan sudah 100 jasad yang dikremasi di sana.

COVID-19 di Jakarta Naik Lagi, Total Ada 365 Kasus

Dilansir dari laman Daily Star, Kamis, 6 Februari 2020, para karyawan di krematorium itu bekerja tanpa henti karena banyaknya pasien yang meninggal dunia dikirim ke sana. Diklaim bahwa mereka sudah mengkremasi 100 tubuh pasien yang meninggal sejak 28 Januari 2020 lalu.

Salah satu pekerja mengaku harus bekerja ekstra dalam waktu yang cukup lama di sana akibat virus corona yang masih mewabah. Para pekerja di sana juga harus mengenakan alat pelindung diri seperti pakaian dan masker khusus untuk melindungi mereka dari wabah virus corona.

Kasus COVID-19 di DKI Jakarta Naik Sejak November 2023

Salah satu pekerja di Caidan Funeral Home, Wuhan juga mengklaim bahwa para karyawannya harus siaga 24 jam menghadapi ratusan tubuh pasien yang meninggal akibat virus corona. Para karyawannya juga mengaku sangat kelelahan.

"90 persen karyawan bekerja selama 24 jam dalam seminggu dan tidak bisa pulang ke rumah. Seluruh tempat kremasi di Wuhan bekerja 24 jam," ucap salah satu pekerja, Yun.

Ini Alasan Mengapa Kasus Virus COVID-19 Melonjak Tinggi di Singapura Hingga 22 Ribu Kasus

Di tempatnya bekerja itu, ia dan pekerja lain diminta untuk mengambil jasad pasien yang meninggal dari Wuhan Tongji Hospital, rumah sakit nomor 13 di Wuhan, rumah sakit baru Houshenshan Hospital dan rumah sakit kecil lainnya. Mereka juga menerima permintaan jasa dari residen lainnya.

"Setiap hari kami butuh 100 kantong mayat," paparnya.

Diketahui Wuhan menjadi tempat pertàma kasus virus corona ditemukan dan kian mewabah ke berbagai daerah di China hingga ke 25 negara lain. Kini, kota Wuhan sendiri sudah ditutup untuk akses keluar dan masuk demi menghindari penyebaran virus corona yang semakin luas.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya