Kisah di Balik Coffin Dance yang Viral di Dunia Maya

Coffin dance.
Sumber :
  • YouTube

VIVA – Baru-baru ini, dunia maya dihebohkan dengan sebuah tarian yang dinamakan coffin dance. Kehebohan ini diawali dengan munculnya sebuah meme foto beberapa pria dengan kostum serba hitam berpose bersama dan diberi tulisan, 'Tinggal di rumah atau menari bersama kami'.

Ibunda Meninggal Dunia, Angger Dimas Ungkap Kenangan Haru Tak Terlupakan

Ternyata, para pria berkulit hitam ini disebut sebagai pallbearer, pasukan pembawa peti jenazah di Ghana yang beritanya sempat viral pada 2017 lalu, gara-gara mereka membawa peti mati sambil asyik berjoget layaknya sedang berpesta.

Rupanya, meme yang muncul itu menyindir mereka yang masih suka keluar rumah di tengah karantina mandiri untuk memutus rantai penyebaran virus corona atau COVID-19.

Datang ke Pemakaman Ibunya, Angger Dimas Berterima Kasih Pada Tamara Tyasmara dan Keluarga

Dilansir dari laman BBC, Selasa, 28 April 2020, para pallbearer menawarkan layanan membawa peti mati yang diiringi dengan musik dance dan berbagai tarian flamboyan seru. Untuk keluarga almarhum yang ingin menggelar pemakaman yang berbeda dalam arti lebih ceria, pasukan pallbearer ini menawarkan aksi penampilan yang benar-benar berbeda.

"Saya memutuskan untuk menambah koreografi supaya ketika klien datang ke kami, kami tinggal menanyakan kepada mereka: ‘Kamu ingin pemakaman yang serius atau ingin ada penampilan?’" kata ketua pallbearer tersebut, Benjamin Aidoo.

Ibunda Angger Dimas Meninggal Dunia, Tamara Tyasmara Kenang Momen Kebersamaannya

"'Atau kamu ingin tambahan koreografi?' Mereka lalu meminta dan kami melakukannya," tambah Aidoo.

Menggunakan setelan jas dan topi berwarna hitam, lengkap dengan kacamata hitam, para pallbearer berjoget diiringi dengan musik riang gembira dan penabuh drum yang berbaris di belakang mereka. Di bagian depan, terdapat komandan yang memimpin mereka dengan membawa tongkat layaknya pemimpin pasukan drumband atau marching band.

Peti mati yang mereka gotong pun terkadang diletakkan di bahu dan diangkat naik dan turun sesuai dengan gerakan tarian dan alunan musik.

"Orang-orang ini, ketika mereka membawa orang tersayangmu ke tempat peristirahatan terakhirnya, mereka juga sambil menari. Jadi aku memutuskan untuk memberikan ibuku perjalanan penuh tarian saat ia diantar menghadap Sang Pencipta," ujar Elizabeth Annan, wanita yang ibunya baru saja meninggal dan peti matinya dibawa oleh para pallbearer di hari pemakaman.

Karena hal ini, Aidoo telah memberikan pekerjaan pada lebih dari 100 pria dan wanita. Katanya, ini adalah caranya untuk menurunkan tingkat pengangguran di daerah tempat tinggalnya. Dia juga berinvestasi besar untuk membeli kostum bagi para timnya.

Di Ghana sendiri, pemakaman adalah sebuah acara sosial yang begitu penting. Dan dengan pasukan penari pallbearer yang popularitasnya terus bertambah, semakin banyak keluarga yang menyewa mereka untuk mengantar almarhum orang tersayang ke peristirahatan terakhir dengan cara yang lebih bergaya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya