Saat Yayasan yang Didirikan Super Model Bangun Perpustakaan

Ilustrasi membaca buku.
Sumber :
  • vstory

VIVA – Berdasarkan salah satu hasil survei, tingkat literasi di Indonesia menempati posisi ke 62 dari 70 negara. Bahkan UNESCO pernang menyebut Indonesia berada i urutan kedua dari bawah soal literasi dunia.

Al-Quran Berusia 14 Abad Bakal DiJual Awal Bulan Ramadhan Nanti

Tentu banyak penyebab mengapa hal ini bisa terjadi. Dalam sebuah kesempatam, Kepala Perpusnas, Muhammad Syarif Bando mengatakan salah satu penyebabnya adalah kurangnya jumlah buku atau perpustakaan.

"Untuk memperkuat budaya literasi, rasio kecukupan koleksi perpustakaan dengan penduduk saat ini adalah 1 buku ditunggu 90 orang, maka dari itu di tahun 2022 rasio tersebut harus diperkecil," ujar Syarif dalam sebuah kesempatan.

Perpustakaan Bumi Desa Sidareja, Persembahan untuk Generasi Muda

Hal itu terutama terjadi di daerah 3T (Terdepan, Terpencil dan Tertinggal). Melihat fakta tersebut Forex broker Octa Investama Berjangka baru-baru ini mendukung pembangunan sebuah perpustakaan sekolah yang diprakarsai oleh Happy Hearts Indonesia.

Photo :
  • Ist
Belajar Hidup dengan Literasi Rumah Baca Aksara

Happy Hearts Indonesia merupakan bagian dari The Happy Hearts Fund (HHF) yang didirikan tahun 2006 oleh supermodel Petra N?mcová untuk membantu anak-anak yang terdampak tsunami Samudera Hindia tahun 2004. Sementara Octa Investama Berjangka merupakan perusahan yang telah memperoleh lisensi dari Bappebti Indonesia dan terkenal berkat kondisi trading-nya, teknologi mutakhir, dan perhatian pada keamanan. 

Mereka bekerja sama untuk membangun perpustakaan baru ini di Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Menurut CEO Happy Hearts, Sylvia Beiwinkler mengungkapkan, pelajar yang ada di daerah itu kesulitan mengakses ilmu karena sekolah tutup selama pandemi.

"Kami sangat berterima kasih atas dukungan PT Octa Investama Berjangka dalam membangun perpustakaan untuk SDN Sanpak di Timor Barat. Sekolah di Nusa Tenggara Timur (NTT) harus ditutup selama pandemi, dan anak-anak memiliki akses yang terbatas atau bahkan tidak ada akses sama sekali pada materi pelajaran," kata Sylvia melalui keterangan tertulisnya.

Mereka berharap, perpustakaan yang dibangun oleh Happy Hearts Indonesia adalah kunci untuk memastikan proses belajar yang efektif tetap terlaksana untuk generasi ini, bahkan untuk mereka yang off the grid (tidak terjangkau oleh layanan listrik) sekalipun.

"Perpustakaan yang dibangun oleh Happy Hearts Indonesia tetap buka dan menjadi titik temu antara guru dan murid untuk bertukar buku sambil tetap patuh pada protokol kesehatan. Ke depan, kami berkomitmen untuk terus menyediakan akses pada pendidikan yang berkualitas dengan cara membenahi bangunan sekolah dan perpustakaan, utamanya di NTT,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya