Kisah Zahid, Pria Buruk Rupa yang Jasadnya Diperebutkan Bidadari

Ilustrasi Zahir RA.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Pada zaman Rasulullah SAW, hiduplah seorang pemuda yang bernama Zahid yang pada saat itu berusia 35 tahun. Namun di usianya saat itu, Zahid belum juga menikah. Pemuda itu tinggal di Suffah alias teras Masjid Madinah. 

Esports: PUBG Mobile Sukses Gelar Turnamen Komunitas hingga Influencer selama Ramadhan

Pada suatu ketika di saat Zahid sedang duduk sambil mengasahkan pedang miliknya itu, tiba-tiba datanglah Rasulullah SAW dan langsung menghampirinya. Tak sekadar menghampirinya, Rasulullah SAW pun juga memberikan salam.

Seketika, Zahid pun dibuat tercengang dan kaget ketika Rasulullah datang menghampirinya. Zahid pun dengan cepat dan sigap menjawab salam Rasulullah SAW dengan begitu gugup dan tidak bisa berkata-kata lagi.

Ninja Xpress: Pengiriman Paket Melonjak 20 Persen saat Ramadhan 2024

Rasulullah SAW pun berkata pada pemuda berusia 35 tahun itu, " Wahai saudaraku Zahid, selama ini aku perhatikan engkau sendiri saja," Melansir dari akun channel YouTube Sabirin Aalhasani.

Zahid pun sontak menjawab,"Allah bersamaku," Setelah itu, Rasulullah SAW menuturkan, " Wahai Zahid, bukan itu yang aku maksudkan, yang ingin aku tanyakan kenapa engkau masih membujang selama ini, apakah engkau tidak ingin menikah?"

Meninggalnya Babe Cabita Ternyata Bikin Para Sahabat Iri, Kok Bisa?

Zahin pun langsung menjawab, "Ya Rasulullah, aku ini seorang yang tidak mempunyai pekerjaan tetap dan wajahku tak tampan, siapa yang mau dengan diriku ya Rasulullah?"

"Asal engkau mau, itu urusan yang mudah," tambah Rasulullah SAW sambil tersenyum merekah.

Dengan sigap pun sang Rasulullah SAW memerintahkan sahabatnya untuk membuat sepucuk surat yang berisikan lamaran untuk wanita yang bernama Zulfah binti Said. Di mana ia adalah putri seorang bangsawan yang kaya raya dan juga berparas cantik.

Kemudian, setelah surat tersebut dibuatnya maka Rasulullah memberikan surat tersebut pada Zahid dan memerintahkan agar segera menyambangi rumah Said dan sekalian memberikan surat lamara padanya.

Zahid pun mendatangi Said di rumahnya, dan berkata: " Wahai saudaraku Said, aku membawa surat dari Rasulullah SAW untuk diberikan kepadamu saudaraku."

Said pun menjawab, "ini suatu kehormatan bagiku sambil membuka surat tersebut dan membacanya,"

Ketika membaca surat tersebut, Said sangat terkejut lantaran tradisi pada masa itu seorang bangsawan harus menikah dengan darah bangsawan juga, begitu pun sebaliknya.

Akhirnya Said bertanya kepada Zahid, " Wahai saudaraku betulkan surat ini dari Rasulullah?"

Zaid pun menjawab, "Apakah engkau pernah mendapati aku berbohong?"

Dalam suasana yang seperti itu, putri dari Said yaitu Zulfah datang dan berkata, "Wahai ayah, mengapa sedikit tegang dengan tamu ini, bukankah lebih baik dipersilahkan masuk?"

Sang ayah pun menjawab, "Wahai anakku, ini adalah seorang pemuda yang hendak melamarmu,"

Setelah dirinya melihat keadaan Zahid, Zulfah pun merasa dirinya terhina. Maka, sambil menangis ia berkata: " Wahai ayah, banyak pemuda yang tampan dan kaya raya semuanya menginginkan aku, aku tak mau dengan dia ayah!"

Setelah mempertimbangkan kemauan sang anak, Said pun mengatakan sebenarnya kepada Zaid, "Wahai Saudaraku, engkau tahu sendiri anakku tidak mau. Bukan aku menghalanginya, tapi tolong sampaikan hal ini pada Rasulullah bahwa lamaranmu ditolak,."

Mendengar nama Rasulullah disebut, Zulfah pun bertanya kepada ayahnya," Wahai ayah, mengapa membawa-bawa nama Rasulullah?"

Ayah pun langsung menjawabnya, "Surat lamaran pada dirimu ini adalah perintah Rasulullah”. Ketika Zulfa mengetahui bahwa lamaran tersebut adalah perintah Rasulullah, ia pun dibuat kaget kemudian beristighfar beberapa kali.

"Wahai ayah, mengapa engkau tidak bilang dari tadi ayah berkata bahwa lamaran ini adalah perintah dari Rasulullah SAW. Kalau begitu segera nikahkan aku dengan pemuda ini. Karena aku mengingat firman Allah dalam Alquran surah An Nur: "Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka diminta Allah dan Rasulnya agar Rasul yang mengadili (mengambil keputusan) di antara mereka, ucapan yang muncul hanyalah: kami mendengar, dan kami patuh dan taat". Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."(QS.An Nur 24:Ayat 51)

Pada akhirnya, pernikahan antara keduanya pin akan disegerakan, dan Zahid pun pulang dalam keadaan gembira. Di mana ia merasa senang, lantaran lamarannya telah diterima.

Namun ketika menjelang hari pernikahan, tetapi rencana Allah tiba-tiba, ada hal yang harus dilakukan oleh Zahid menjelang hari H pernikahannya bersama Zulfa. Di mana, Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam  memerintahkan kepada kaum muslim untuk pergi ke medan perang dalam beberapa waktu. 

Mendengar kabar tersebut, tanpa berpikir panjang pun Zahid langsung mengiyakkan dan melaksanakan perintah sang Rasul. 

Beberapa para sahabat lain pun dibuat kaget lantaran Zahid akan segera menikah namun tetap mau menjalankan perintah dari Rasulullah SAW. 

Karena Zahid bertanggung jawab dan memiliki tekad yang kuat, akhirnya ia pun ikut serta dalam perang tak peduli itu menjelang hari H pernikahannya.

Zahid lebih memilih berjihad di jalan Allah bersama Rasulullah dan memutuskan untuk menunda pernikahannya. Biaya yang digunakan untuk menikah pun akhirnya dipakai untuk membeli baju besi dan kuda terbaik untuk menemaninya perang.

Zahid pun akhrinya maju ke medan pertempuran. Dengan hebatnya lagi, beliau bertempur dan banyak dari kaum kafirin tewas di tangannya. Namun naas, ketika perang berlangsung, Zahid pun harus gugur dalam peperangan yang membawanya kepada mati syahid. 

Rasulullah SAW mendengar kabar bahwa jasad Zahid, melihat dirinya diperebutkan oleh bidadari-bidari surga yang sangat cantik. Zahid terlihat sedang diperebutkan dan tak sengaja gaun bidadari tersebut tersingkap hingga betisnya yang indah pun terlihat.

Demikianlah kisah salah satu sahabat Rasulullah SAW, yaitu Zahid RA, dimana semasa hidupnya ia telah terhinakan oleh orang-orang sekitar sebab memiliki paras wajah yang tidak tampan dan juga tidak memiliki keluarga yang jelas. 

Tetapi ketakwaannya kepada Allah dan Rasulullah telah membawa ia kepada mati syahid yang membawanya kepada ganjaran yang lebih indah dimana jasadnya ternyata diperebutkan oleh bidadari-bidadari cantik surga. 
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya