Dilarang Tidur di Masjid Lantaran Air Liur Manusia Najis, Benarkah? Begini Penjelasan Buya Yahya

Buya Yahya
Sumber :
  • Instagram @buyayahya_albahjah

JAKARTA – Pernahkah Anda menemukan tulisan ‘dilarang tidur di masjid’ atau ‘dilarang tidur di musholla’? Jika iya, mungkin Anda selalu penasaran mengapa kita dilarang untuk tidur di masjid atau musholla.

Viral! Maling Motor Gemoy di Tebet Kena Amuk Massa dan Ditelanjangi

Salah satu alasan yang membuat jamaah masjid atau musholla untuk tidur adalah kekhawatiran akan keluarnya air liur saat tidur di atas karpet masjid. Disebutkan bahwa air liur yang keluar dari mulut kita adalah najis. Lantas benarkah demikian?

Terkait hal itu, Buya Yahya angkat bicara, beliau menyebut bahwa tidak boleh tidur di masjid bukan serta merta karena najis.

6 Kebiasaan Masyarakat Indonesia yang Tidak Boleh Dilakukan di Tanah Suci

“Tidak boleh tidur di masjid bukan serta merta karena najis tapi air liur itu tidak sedap. Kalau di karpet saat Anda sujud kena liur apa perasaan Anda? Jorok kan., baunya,” kata beliau dikutip dari tayangan YouTube Al Bahjah TV.

Viral Atap Masjid Universitas Raja Fahd di Arab Saudi Roboh Gegara Hujan Deras

Lebih lanjut, diungkap oleh Buya Yahya bahwa air liur yang keluar saat tidur di masjid ini menggangu kebersihan masjid. Selain itu juga dapat menggangu kenyamanan jamaah lainnya ketika sedang sujud. 

“Jelas kalau di masjid ganggu kebersihan. Ada orang tidur ngeces kalau begitu kotorin masjid buat pusing orang yang sujud. Harusnya wangi ini jadi bau ngeces. Tidak bolehnya bukan karena serta merta najis,” jelasnya.

Terkait dengan air liur yang disebut najis, Buya Yahya menjelaskan bahwa air liur yang disebut najis adalah air liur yang keluar bukan dari dalam mulut.

“Yang najis bukan dari mulut. Mulut yang keluar ludah itu suci. Yang najis adalah dari dalam perut kita. Jadi kalau kaki Anda dibalik tidak serta merta keluar.  Jadi memang ulama membahas, air liur itu kalau yang keluar dari dalam dari perut itu yang keluar jelas najis. Tapi kalau yang keluar dari kepala tenggorokan ke atas maka itu tidak najis,” kata beliau.

Buya Yahya menjelaskan lebih lanjut, bahwa umumnya air liur yang keluar ketika kita sedang tidur adalah air liur yang keluar dari kepala sehingga bukan najis. Berbeda jika air liur tersebut keluar dari dalam perut.

“Umumnya air liur yang keluar itu bukan dari dalam perut. Masalah bau tidak bau, ludah kalau nginep dalam waktu lama bau. Makanya air liur suci kecuali memang menduga kuat dari dalam perut,” jelasnya.

Lantas bagaimana kita tahu air liur tersebut keluar dari dalam perut? Buya Yahya menjelaskan,” Bagaimana menduga itu dari dalam perut? Kata ulama kau tidur kakimu di atas, kalau tidur normal pakai bantal meski tak pakai bantal. Antara perut dan kepala tidak jauh bukan langsung air miring langsung turun. Bantal kita (kalau kena liur) enggak najis. Najis jika menduga kuat dari perut. Bagaimana menduga itu dari perut? dia dihukum kaki di atas dia tidur keluar liur dari perut najis. Kaidah sudah jelas,kalau air liur dari dalam perut.enggak usah terlalu pusing,” jelas beliau.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya