Bahaya Diet Keto, Bikin Penyakitan Sampai Otak Lemot

Ilustrasi daging.
Sumber :
  • Pexels/Terje Sollie

VIVA – Beberapa waktu lalu, diet ketogenik atau yang lebih sering disebut diet keto sempat menjadi populer. Banyak orang percaya bahwa diet ini bisa menurunkan berat badan dalam waktu yang lebih singkat.

Pola Diet Bisa Mempengaruhi Lingkungan, Kok Bisa?

Selain itu, tak seperti diet pada umumnya, diet keto tidak memusuhi lemak. Makanan berlemak dan mengandung protein menjadi asupan utama dalam menu diet keto. Hal inilah yang menyebabkan pelaku diet keto merasa aman dan tidak tersiksa rasa lapar karena mereka tetap bisa mengonsumsi makanan enak.

Tapi ada persepsi yang salah kaprah di kalangan masyarakat, yaitu menjalankan diet keto tanpa memerhatikan jenis lemak yang dikonsumsi. Seperti dikatakan dr. Samuel Oetoro, Sp.GK dalam acara Ayo Hidup Sehat, tvOne, yang tayang Rabu, 28 Februari 2018.

VIDEO: Diet Sebabkan Kulit Kusam dan Rambut Rontok, Ini Penjelasannya

"Sebenarnya diet keto yang benar komposisi lemaknya adalah 20 persen lemak 'buruk', dan 80 persen lemak yang sehat," kata Samuel.

Lemak yang sehat didapat dari makanan seperti alpukat, virgin coconut oil (VCO), minyak zaitun. Apabila sumber lemak yang dikonsumsi sembarangan, dalam artian tidak mematuhi persentase menu lemak tersebut, justru dapat merugikan kesehatan.

Bisa Bantu Kurangi Risiko COVID-19, Ini 3 Cara Dapatkan Vitamin D

Salah satunya, kinerja organ hati yang terganggu, karena konsumsi tinggi lemak dan sarat protein dalam jangka waktu yang lama, mengakibatkan proses metabolisme tubuh menjadi berat.

"Makanya ada syarat diet keto itu tidak boleh dijalankan lebih dari 6 bulan. Kalau lebih, efek samping itu mulai timbul," kata Samuel.

Minimnya konsumsi karbohidrat pada diet keto juga menimbulkan masalah tersendiri, yaitu kinerja otak jadi melambat (lemot). Karena bahan bakar otak adalah karbohidrat, asupan yang sangat dihindari oleh pelaku diet keto.

"Otak butuh karbohidrat sehari 20-30 gram. Kalau konsepnya diet keto, tetap konsumsi karbo. Terserah, mau nasi, mau kentang, tapi saya sarankan karbo yang komplek, seperti gandum. Kalau makan kentang, sekalian dengan kulitnya karena di kulit ada serat," kata Samuel.

Kerusakan otot dan organ jantung juga bisa mengancam pelaku diet keto yang salah. Ketika asupan lemak jahat menumpuk di tubuh, bisa menaikkan kadar kolesterol jahat (LDL) yang disebut arterogenik, peningkatan kadar asam urat, serta bertambahnya risiko terserang penyakit degeneratif.

Ayo Hidup Sehat - Diet Keto

 

"Kalau Anda konsumsinya sudah salah, lebih dari 6 bulan, tinggal tunggu waktunya (terkena penyakit)," kata Samuel.

Ada satu lagi syarat bagi pelaku diet keto, yakni orang kegemukan (obesitas) yang sehat. Artinya, meski berat badan berlebih, orang tersebut setelah diperiksa, tidak mengalami masalah kesehatan seperti gejala kolesterol, kadar gula darah tinggi, hipertensi, dan sebagainya.

"Orang gemuk mau langsing itu caranya ada dua; cara sehat dan cara sesat. Kalau mau (diet) aman, lebih baik diet seimbang. Ada karbohidrat, protein, dan sebagainya, tapi kalorinya diturunkan," saran Samuel.

Untuk menyaksikan lebih lengkap tentang diet keto di Ayo Hidup Sehat, dapat melalui kanal video di laman VIVA.co.id atau saluran YouTube tvOne.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya